Jelajahi kelezatan autentik Makanan Khas Bungo yang terkenal dengan cita rasa lezatnya, menjadi pilihan wajib bagi para penikmat kuliner yang ingin mencicipi keunikan kulinernya.
Rasa lelah setelah lelah menjelajah tempat wisata di Bungo akan hilang seketika saat menutup hari dengan sajian makanan khas Bungo yang lezat. Pergi ke tempat wisata tentu akan lebih paripurna jika kita juga mencicipi aneka jenis kuliner yang ada. Pengalaman seperti ini jelas semakin bermakna mengingat ada banyak hal yang perlu kita coba selama liburan.
Sebagai salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan provinisi Sumatera Barat, makanan khas Bungo merupakan perpaduan antara resep melayu dan resep khas suku Minangkabau. Hal ini tercermin dari beberapa kuliner, yang memang menggunakan perpaduan bumbu yang mirip satu sama lain. Nah, bagi wisatawan yang penasaran tentang seperti apa rasa makanan khasnya, cobalah 6 kuliner lezat di bawah ini!
1. Takik Beruk
Pada daftar pertama, Takik Beruk merupakan makanan khas Bungo yang wajib untuk dicoba. Namanya tentu akan membuat wisatawan menjadi semakin penasaran. Takik Beruk sendiri memiliki arti cawan beruk atau cangkir monyet, karena memang bentuknya yang menyerupai sebuah cangkir. Bentuk yang unik terjadi karena jajanan tradisional ini menggunakan cetakan alami, yakni tanaman Kantung Semar. Tanaman Kantung Semar banyak ditemukan di Jambi, termasuk di kabupaten Bungo. Tanaman ini dimanfaatkan sebagai wadah untuk merebus adonan.
Seluruh bahan seperti tepung, selai srikaya, pandan, gula merah dan juga ubi dimasukkan ke dalam tanaman Kantung Semar lalu direbus hingga matang. Soal rasa, Takik Beruk memiliki rasa manis yang pas dengan aroma yang sangat harum. Sejak zaman dulu kala Takik Beruk sering disajikan dalam acara-acara besar, seperti Maulid Nabi, Isra Mi’raj, Hari Raya Idul Fitri, dan juga acara pernikahan. Takik Beruk merupakan salah satu makanan khas Melayu yang diadopsi oleh masyarakat Bungo.
2. Galamai
Galamai sebenarnya merupakan salah satu jajanan tradisional dari provinsi Sumatera Barat. Namun siapa sangka jika Galamai juga populer di Bungo, yang secara geografis memang berbatasan langsung dengan provinsi Sumatera Barat. Galamai adalah kuliner khas Bungo yang menyerupai jenang, bahan dasar yang digunakan utuk membuatnya terdiri dari santan, beras ketan, dan pemanis alami berupa gula aren. Seluruh bahan dicampur dalam kuali besar dan diaduk hingga mengental. Proses masak yang memakan waktu lama membuat Galamai memiliki aroma yang khas berkat kuali tahan yang digunakan.
Di Bungo, Galamai biasanya disajikan dalam cara yang unik, yakni dituang dalam batok kelapa. Tunggu sebentar sampai agak mengeras dan Galami siap disantap langsung. Sejak zaman dulu kala, Galamai sudah menjadi jajanan wajib yang disajikan dalam acara besar, seperti pesta pernikahan ataupun upacara adat. Dan kini Galamai juga tersedia dalam kemasan plastik yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh bagi wisatawan.
3. Kue Muso
Kabupaten Bungo memiliki pengaruh Melayu yang sangat kuat, termasuk dalam bidang makanan tradisional. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya makanan khas yang terinspirasi dari resep-resep Melayu kuno. Salah satu resep yang hingga kini masih dipertahankan adalah Kue Muso. Kue Muso merupakan kue tradisional yang terbuat dari tepung terigu, santan, telur, ketan, air daun suji. Dahulu kala, Kue Muso disajikan dalam sebuah cangkir kecil. Namun kini Kue Muso disajikan dalam mangkuk yang terbuat dari cokelat, sehingga bisa langsung dimakan semuanya.
Rasa yang legit dengan tekstur yang sangat lembut membuat Kue Muso banyak disukai oleh warga sekitar. Kue Muso juga merupakan kue khas yang disajikan sebagai salah satu menu pencuci mulut saat berbuka puasa. Saat bulan Ramadhan tiba, ada banyak penjual Kue Muso dadakan di pinggir jalan yang enak dan murah.
4. Kue Padamaran
Satu lagi makanan dari Bungo yang terinspirasi dari budaya Melayu, yakni Kue Padamaran. Sekilas, penampilan Kue Padamaran terlihar sangat mirip dengan Kue Muso. Hanya saja ukuran Kue Padamaran lebih besar dan memiliki tekstus yang lebih padat. Kue Padamaran terbuat dari campuran bahan alami seperti tepung beras, daun suji, santan dan juga gula aren sebagai pemanis. Seluruh bahan direbus hingga teksturnya seperti bubur sumsum, lalu dituang dalam mangkuk daun dan biarkan hingga mengental. Setelah itu, siram dengan gula merah cair yang memberikan rasa manis dan legit.
Kue Padamaran lebih nikmat ketika disantap saat masih hangat. Wisatawan kini mulai kesulitan untuk menemukan Kue Padamaran karena mulai sedikit penduduk kabupaten Bungo yang memproduksinya. Jika melewati pasar tradisional di pagi hari, biasanya ada penjual Kue Padamaran yang masih hangat dan nikmat.
5. Kue Gandus
Ada ungkapan yang menyebut bahwa Anda dianggap belum ke Muara Bungo jika belum pernah mencicipi lezatnya Kue Gandus. Ini merupakan salah satu makanan khas Bungo yang sangat unik, karena bentuk dan cara makannya seperti Tacos, makanan khas Meksiko yang mendunia. Penampilannya memang seperti Tacos khas Meksiko. Lembaran piring Kue Gandus terbuat dari tepung beras dan tepung sagu sehingga bisa dimakan langsung. Di atas lembaran tersebut, ada beberapa tambahan bahan pelengkap seperti bawang merah, bawang putih, garam, santan, ebi, seledri dan bawang goreng.
Kue Gandus memiliki rasa ebi yang sangat kuat. Ebi sendiri merupakan udang kering yang sangat gurih. Perpaduan rasanya dengan bawang goreng, cabai dan seledri segar, dan tekstur adonan Gandus yang lezat membuat setiap gigitan terasa lezat. Untuk bisa mencicipi Kue Gandus wisatawan harus datang ke pasar tradisional dan pusat oleh-oleh.
6. Tempoyak
Jika biasanya buah durian dinikmati seperti buah pada umumnya, di Jambi durian justru diolah dan difermentasi menjadi bumbu tradisional yang memiliki citarasa yang sangat khas. Namanya Tempoyak, bumbu tradisional yang terbuat dari buah durian yang dimasak pedas dan memiliki rasa yang sedikit asam. Tempoyak bisa dibilang sebagai salah satu resep warisan leluhur yang berhasil dilestarikan oleh masyarakat Jambi. Mereka sudah lama mengolah buah durian untuk dipakai sebagai bumbu masak.
Tempoyak sendiri bisa digunakan sebagai campuran untuk bumbu masak atau digunakan sebagai sambal. Masyarakat Muara Bungo sering memasak aneka sayur dengan menggunakan tambahan Tempoyak. Lalu ada banyak olahan ikan yang digoreng dan dicampur dengan Tempoyak untuk menambah kekuatan rasa. Tempoyak pun bisa langsung dinikmati, digunakan sebagai cocolan untuk aneka jenis gorengan. Bahkan kini Tempoyak tersedia dalam bentuk kemasan sehingga wisatawan yang jatuh cinta dengan Tempoyak bisa membawanya pulang sebagai oleh-oleh dari kabupaten Bungo.
Itulah daftar makanan khas Bungo yang wajib dicoba ketika Anda sedang menjelajah tempat wisata di Bungo. Dengan keanekaragaman olahan tradisional yang sangat melimpah, wisatawan setidaknya harus mencicipi satu dari beberapa kuliner khas yang sudah kami sebutkan di atas. Selain memenuhi rasa penasaran, mencicipi olahan tradisional khas Bungo juga akan menambah wawasan tentang kuliner lokal.