Ternyata Aceh memiliki rumah adat tradisional yang cukup populer karea keunikan yang dihadirkannya. Rumah adat tradisional yang dimaksud tersebut tidak lain disebut sebagai Rumah Krong Bade. Selain itu, masyarakat di sana juga sering menyebutnya dengan rumoh Aceh. Keunikan yang dimiliki rumah ini menjadikannya sebagai ikon andalan di daerah tersebut.
Akan tetapi, sangat disayangkan bahwa sekarang ini Rumah Krong Bade tergolong hampir punah. Anda akan semakin susah untuk bisa menjumpai rumah adat yang satu ini. Hal ini tidak lain karena sudah tergerus oleh perkembangan zaman dan teknologi. Sehingga, masyarakat banyak yang lebih memilih membangun rumah yang lebih modern dengan alasan tertentu.
Oleh karena itu, masyarakat yang ada di Aceh mulai kembali untuk melestarikan rumah adat tersebut supaya masih bisa dinikmati oleh generasi kalangan anak muda saat ini. Menariknya, rumah adat tersebut bahkan sudah populer di mata banyak wisatawan asing. Nah, tentu menjadi hal yang menarik apabila Anda mengetahui berbagai hal tentang Rumah Krong Bade.
Sejarah Rumah Krong Bade
Sejarah dari Krong Bade adalah dengan berdasarkan keyakinan atau kepercayaan yang telah dianut oleh orang-orang terdahulu. Leluhur telah mengisyaratkan kalau rumah ini bukan hanya sebuah tempat untuk berteduh dari hujan maupun panas saja, melainkan juga menjadi ekspresi keyakinan terhadap Tuhan.
Oleh sebab itu, pembangunan rumah adat ini memang senantiasa memanfaatkan berbagai macam bahan yang terdapat di alam sekitar. Masyarakat Aceh paham sekali mengenai bagaimana cara untuk memanfaatkan alam guna membangun sebuah hunian yang nyaman.
Berbagai kayu pilihan yang dipakai untuk membuat tiang, atap dari daun rumbia, dan papan untuk dinding. Hal yang sangat istimewa dari rumah adat ini yaitu walaupun terbuat dari bahan alam, namun Rumah Krong Bade yang memiliki bentuk berupa rumah panggung tersebut bisa kokoh berdiri sampai 200 tahun lamanya.
Bahkan, rumah ini pun sudah terkenal akan ketahanannya terhadap bencana alam seperti gempa bumi. Saat ada gempa bumi, maka tiang-tiang rumah yang terikat dengan kuat, umumnya hanya akan tergoyang saja tanpa merobohkan bangunan dari rumah tersebut.
Keunikan Rumah Adat Aceh
1. Material Pembangunannya Menggunakan Alam Sekitar
Setiap rumah adat tentu saja hadir dengan keunikan tersendiri. Sama halnya dengan Rumah Krong Bade yang memiliki beberapa keunikan salah satunya pada material bahan pembangunannya.
Pasalnya, rumah adat yang satu ini dibangun dengan memakai material atau bahan yang asalnya dari hasil alam sekitar. Di dalam proses pembangunannya, ternyata rumah adat tersebut sama sekali tidak memakai paku serta hanya memakai tali yang asalnya dari daun dan serabut akar saja.
2. Ukiran Melambangkan Status Sosial
Keunikan yang selanjutnya dimiliki oleh rumah ini yaitu adanya ukiran yang tidak biasa. Pasalnya, ukiran yang terdapat di rumah tersebut akan melambangkan tentang status sosial yang dimiliki oleh keluarga itu.
Jika di dalam rumah terdapat semakin banyak ukiran, maka bisa dibilang bahwa keluarga yang tinggal di dalam rumah tersebut memiliki status sosial yang tergolong lebih tinggi.
3. Ukuran Pintu Tidak Umum
Pintu di Rumah Krong Bade memiliki ukuran yang terbilang lebih kecil dibandingkan tinggi dari manusia pada umumnya. Hal tersebut sengaja dibuat seperti itu guna memberikan salah hormat untuk pemilik rumah dengan cara terlebih dahulu membungkuk sebelum masuk ke area rumah dan tanpa membedakan status dari tamu yang datang ke dalam rumah.
4. Desain Bangunan Rumah Krong Bade
Rumah adat ini didesain dengan memiliki sebuah tangga di bagian depan untuk orang-orang yang ingin masuk ke dalam rumah. Tangga yang terdapat di sana juga bisanya memiliki jumlah yang ganjil dan sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Rumah adat ini memerlukan tangga dikarenakan tinggi rumah yang naik hingga beberapa meter dari permukaan tanah.
Fungsi Setiap Ruangan Rumah Krong Bade
1. Serambi Depan (Seuramoe-ukeu)
Bagian rumah yang pertama yaitu serambi depan atau yang biasanya disebut sebagai seuramoe-ukeu. Ruangan tersebut memiliki fungsi menjadi ruang untuk beristirahat dan bersantai untuk semua anggota keluarga. Ruangan ini juga dapat digunakan sebagai sebuah tempat guna menyambut atau menerima tamu yang datang.
2. Serambi Belakang (Seuramoe-likoot)
Untuk bagian rumah yang selanjutnya yaitu serambi belakang. Umumnya, masyarakat setempat menyebut ruangan ini dengan nama seuramoe-likoot. Ruang serambi belakang ini memiliki fungsi guna menjadi dapur untuk memasak, tempat makan, serta tempat berkumpul bersama seluruh anggota keluarga.
3. Rumah Induk (Rumah Inong)
Ruangan yang paling utama dari rumah adat Aceh ini yaitu disebut dengan rumah induk atau rumah inong. Ruangan yang satu ini adalah sebuah ruangan inti yang terdapat di dalam rumah adat. Rumah inong umumnya akan ditandai oleh lantainya yang terbilang lebih tinggi jika dibandingkan dengan serambi depan dikarenakan memiliki sifat yang lebih privat.
4. Dapur atau Rumoh-dapu
Jika seseorang memiliki tingkat ekonomi yang tergolong lebih tinggi, maka umumnya di dalam rumah akan terdapat bagian dapur atau rumoh-dapu yang letaknya terpisah dengan ruang yang lainnya. Dapur yang dipisah dengan ruangan utama pun menjadi salah satu cara guna membedakan kegunaan dengan ruang yang lain.
5. Teras (Seulasa)
Beda hanya dengan serambi depan, teras atau seulasa ini mempunyai fungsi guna menerima tamu cukup di depan rumah saja tanpa perlu memasuki area di dalam rumah. Teras dapat pula dijadikan sebagai tempat untuk ngobrol dan berkumpul di depan rumah sambil menikmati suasana santai bersama keluarga tercinta.
6. Lumbung Padi (Kroong-padee)
Untuk rumah yang ukurannya lebih besar biasanya memiliki sebuah llumbung padi atau kroong-padee tersendiri. Sama dengan namanya bahwa ruangan tersebut dipakai untuk menyimpan hasil padi yang akan dijual maupun dimasak dan dimakan sendiri dengan keluarga.
Selain itu, ruangan yang satu ini juga umumnya digunakan untuk menyimpan berbagai alat penumbuk padi.
7. Gerbang (Keupaleh)
Rumah Krong Bade yang ukurannya besar biasanya memiliki sebuah gerbang atau keupaleh. Gerbang tersebut menjadi sebuah pembatas antara rumah dengan jalanan utama.
8. Tiang (Tame)
Dalam rumah adat ini, ada sebuah kayu perama yang tertancap di tanah yang menjadi sebuah tanda serta akan dianggap menjadi tiang utama yang dimiliki oleh rumah ini. Tiang yang terdapat di rumah adat memiliki bahan utama yang asalnya dari kayu.
Tahap Pembangunan Rumah Adat Tradisional Aceh
1. Musyawarah
Tahap yang paling penting dan utama untuk dilakukan sebelum memulai proses pembangunan rumah adat yaitu melakukan musyawarah dengan keluarga. Sesudah hasilnya ditentukan serta mencapai mufakat, maka semua hasil dari perencanaan wajib untuk disampaikan kepada Ulama atau Teungku yang ada di kampung itu.
Setiap warga harus melapor kepada Ulama agar memperoleh banyak saran yang berharga untuk membangun rumah yang dapat menjadi tempat nyaman serta tentram.
2. Pengadaan Bahan
Sesudah selesai melakukan musyawarah bersama dengan keluarga dan melaporkannya kepada Ulama atau Teungku, maka tahap yang berikutnya yaitu harus dilakukan kegiatan pengadaan berbagai bahan untuk pembangunan rumah adat.
Berbagai bahan yang dibutuhkan guna membangun sebuah rumah adat satu ini yaitu seperti bambu, kayu, daun rumbia, serta beberapa ilalang untuk menjadi pengikat.
Proses pengadaan bahan ini akan dilakukan dengan cara gotong royong bersama masyarakat sekitar. Pemilihan bahan kayu yang dilakukan dengan teliti serta hanya memakai kayu yang tak dililit dengan akar dan juga tidak akan mengakibatkan kayu yang lainnya menjadi jatuh jika dipotong.
3. Pengolahan Bahan
Setelah semua bahan terkumpul dengan lengkap, maka proses yang berikutnya yaitu melakukan proses pengolahan bahan tersebut. Semua kayu akan dikumpulkan di sebuah tempat teduh serta tidak terkena oleh air hujan.
Berbagai kayu itu terlebih dahulu akan direndam guna menghindari supaya tidak dimakan oleh serangga dan tidak busuk. Lalu, kayu barulah akan dibentuk dengan sesuai keperluan rumah.
4. Pendirian Rumah
Setelah semua bahan berhasil diolah, maka tahap yang selanjutnya bisa dilakukan adalah proses pendirian rumah. Tahapan awal di dalam pembangunan Rumah Krong Bade yaitu dengan membuat suatu landasan yang dijadikan sebagai tempat memancang kayu permana. Di mana kayu tersebut akan dijadikan untuk tiang raja serta akan diikuti dengan tiang yang lain.
Setelah semua tiang sudah terpasang secara baik, barulah dapat dilanjutkan kembali dengan membuat bagian tengah rumah yakni meliputi lantai dan dinding rumah. Tahapan yang paling terakhir untuk dilakukan yaitu pemasangan banyak bentuk ornamen yang menjadi hiasan dalam rumah seperti lukisan dan ukiran.
Nah, itulah beberapa hal yang berkaitan dengan Rumah Adat Krong Bade yang berasal dari Aceh. Semoga Anda pun dapat ikut menjaga dan melestarikan rumah adat yang satu ini agar tidak punah dan bisa dinikmati hingga waktu yang lama.