Hutan Pendidikan Wanagama I, yang dikelola oleh Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), terletak di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, dan menawarkan berbagai fasilitas untuk keperluan pendidikan dan wisata.
Menurut situs resmi Wanagama, hutan ini memiliki luas 622,25 hektar dan dikelola oleh Fakultas Kehutanan UGM, sesuai dengan Surat Keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 493/Menlhk-Setjen/2015.
Hutan Pendidikan ini telah mengalami berbagai perkembangan sejak didirikan hingga saat ini. Berikut adalah informasi detail tentang sejarah dan daya tarik Hutan Pendidikan Wanagama I.
Sejarah Hutan Wanagama

Menurut buku “Jejak Hijau Wanagama” karya Johanna Ernawati (2016) dan situs resminya, hutan ini berawal dari upaya rehabilitasi lahan kritis di Gunung Kidul pada 1960-an.
Inisiatif ini dipimpin oleh Fakultas Kehutanan UGM dan Dinas Kehutanan, dimulai dengan budidaya ulat sutera.
Tokoh-tokoh penting dalam pembangunan Wanagama termasuk Soedjarwo, Soedarwono, Darmakoem Darmakoesoemo, Pardiyan, R.I.S Pramoedibjo, Oemi Hani’in, Soekotjo, dan Tri Setiyo.
Pada tahun 1960, area hutan ini merupakan lahan kering dan bukit gundul dengan tanah tipis dan batu kapur. Tidak ada kehidupan burung atau mikroorganisme tanah yang terlihat.
Nama Wanagama pertama kali digunakan pada 10 Juli 1966, saat diberikan hak kelola atas lahan seluas 10 hektar untuk budidaya tanaman murbei, pakan ulat sutera. Kesuksesan proyek ini memperluas area hutan menjadi 79,9 hektar pada tahun 1967.
Pada tahun 1978, kawasan hutan mulai pulih dengan vegetasi yang tumbuh dan peningkatan jumlah mata air dari 5 menjadi 10. Debit air di sana juga meningkat, cukup untuk memenuhi kebutuhan air selama musim kemarau.
Hutan ini terus berkembang hingga mencapai 599,9 hektar pada 3 Maret 1982. Hutan ini kemudian berkembang menjadi hutan pendidikan dengan nama Wanagama Science Eco-Edu Forest, yang mengintegrasikan pendidikan dan ekologi.
Wanagama Pernah Dikunjungi Raja Charles III
Mengutip sumber yang sama, pada 5 November 1989, Raja Charles III, yang pada saat itu masih berstatus sebagai Pangeran Kerajaan Inggris, mengunjungi Wanagama.
Beliau ditemani oleh Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim dan mendapat penjelasan mengenai sejarahnya dari Profesor Oemi Hani’in Suseno di Asrama Cendana.
Selama kunjungan tersebut, Raja Charles III juga menjelajahi area hutan di belakang Asrama Cendana dan menanam pohon jati di petak 17, yang kemudian dikenal sebagai Jati Londo.
Menariknya, pohon jati yang ditanam oleh Raja Charles III dikabarkan mati dan tidak tumbuh tinggi. Kejadian ini sering dikaitkan dengan permasalahan rumah tangga antara Raja Charles III dan Lady Diana.
Bahkan, ada yang percaya bahwa kematian pohon ini bertepatan dengan meninggalnya Lady Diana.
Selain Raja Charles III, Hutan Pendidikan ini juga pernah dikunjungi oleh Presiden RI ke-5, Megawati. Beliau sangat mengagumi pohon jati unggul di sana, yang kemudian populer dengan nama Jati Unggul Mega Wanagama atau Jati Mega.
Megawati memberikan bantuan dana sebesar Rp 100 juta untuk pengembangan jati ini, yang digunakan untuk membangun sumur dan mengembangkan persemaian bibit Jati Mega.
Pohon ini menjadi contoh sukses dari upaya konservasi dan pemuliaan pohon jati di Indonesia, dengan bibitnya yang dijual seharga Rp 15 ribu.
Selain menjadi lokasi kunjungan tokoh-tokoh penting, Wanagama juga sering dijadikan lokasi syuting. Banyak vlogger yang merekam konten untuk kanal YouTube mereka dan pembuat film yang memilih hutan ini sebagai latar.
Salah satu film populer yang menggunakan kawasan hutan ini sebagai latar adalah “KKN di Desa Penari,” terutama dalam adegan yang berlatar pendopo atau joglo berwarna hijau.
Fungsi Hutan Wanagama
Hutan pendidikan yang dikelola oleh Universitas Gadjah Mada (UGM), didirikan sebagai sarana pendukung pendidikan dan juga berfungsi sebagai penyedia jasa lingkungan. Berikut ini adalah beberapa fungsi utama Wanagama, seperti yang dijelaskan di situs resminya:
Pusat Pendidikan Lingkungan
Wanagama terbuka untuk masyarakat umum, institusi pendidikan, pecinta alam, pemerhati lingkungan, lembaga pemerintah, dan perusahaan swasta, baik dari dalam maupun luar negeri.
Taman Ilmu Pengetahuan
Tempat ini menyediakan narasumber yang berkompeten dan sumber daya alam sebagai bahan untuk penelitian, pelatihan, dan pengetahuan terkait dengan tumbuhan, satwa, tanah, batuan, aspek kemasyarakatan, serta praktik lapangan.
Wisata Alam
Wanagama menawarkan pengalaman wisata alam dengan suasana alami dan sumber air yang indah. Fasilitas ini meliputi tempat berkemah, jalur untuk jalan santai, trekking, jogging, bersepeda, dan aktivitas lainnya.
Hutan Konservasi
Hutan ini juga berfungsi sebagai tempat untuk mengadakan workshop, rapat kerja, reuni, dan acara santai bersama keluarga, dengan menyediakan materi dan sarana yang mendukung.
Alamat dan Rute Lokasi
Wanagama secara administratif terletak di wilayah Kecamatan Playen dan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, dengan jarak sekitar 30 km dari pusat Kota Yogyakarta, dan waktu tempuh perjalanan kira-kira 50 menit.
Hutan ini dibagi menjadi delapan petak yang berada dari sisi barat ke timur, meliputi petak 5, 6, 7, 13, 14, 16, 17, dan 18. Setiap petak di Wanagama memiliki ciri khas penutupan lahan yang berbeda-beda.
Contohnya, tegakan pohon jati dapat ditemukan di petak 13 dan 14, lahan agroforestri di petak 17 dan 18, serta tegakan campuran di petak 6 dan 7. Ini mencerminkan keragaman ekologi dan penggunaan lahan hutan.
Untuk menuju Hutan Wanagama di Gunung Kidul dari kota Yogyakarta, ada dua rute yang dapat diambil dengan menggunakan rental mobil:
Rute dari Kota Yogyakarta
Mulai dari Kota Yogyakarta, ambil Jl. Wonosari melalui Jl. Kusumanegara. Setelah Jl. Kusumanegara, lanjutkan ke Jl. Gedongkuning hingga Jl. Wonosari.
Ikuti Jl. Wonosari melewati Piyungan dan Patuk, kemudian menuju Desa Banaran. Setelah memasuki Desa Banaran, ikuti jalan selama 2 km hingga menemukan Gerbang Hutan Wanagama.
Rute dari Bantul
Mulai dari Kota Bantul, ambil Jl. Wonosari melalui Jl. Karangturi. Setelah mencapai Pasar Potorono, belok kanan masuk ke Jl. Wonosari.
Ikuti Jl. Wonosari melewati Piyungan dan Patuk, menuju ke Desa Banaran. Setelah memasuki Desa Banaran, ikuti jalan selama 2 km hingga menemukan Gerbang Hutan Wanagama.
Bagi mereka yang pertama kali berkunjung, tidak perlu khawatir karena akan ada banyak petunjuk arah di sepanjang jalan. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Setelah melewati Patuk, beberapa provider telepon mungkin tidak memiliki jaringan. Juga, pastikan untuk mengisi bahan bakar sebelumnya karena tidak banyak SPBU besar di area tersebut.
Jam Operasional dan Tiket Masuk Hutan Wanagama
Pengunjung Hutan Wanagama dapat memanfaatkan beragam fasilitas yang tersedia mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.
Jika ada keinginan untuk berkunjung atau mengadakan acara di luar jam operasional tersebut, pengunjung bisa menghubungi pengelola setempat.
Untuk sekadar masuk dan menikmati keindahan hutan Pendidikan ini, biaya yang diperlukan adalah Rp5.000. Bagi mereka yang ingin menggunakan fasilitas outbound atau camping, tarifnya sesuai dengan ketentuan yang ada.
Tidak perlu khawatir bagi yang berencana mengadakan acara khusus, karena beberapa paket wisata hemat di Yogyakarta sudah menyediakan akomodasi dan sarana yang diperlukan di Hutan Wanagama.
Daya Tarik yang Dimiliki Hutan Wanagama

1. Panorama Alam yang Menawan
Terletak di area karst atau batuan kapur, Wanagama menawarkan pemandangan alam yang memukau, dengan banyaknya bongkahan batu dan tebing di pinggir sungai yang memperkaya keindahan alamnya.
Sungai Oyo yang mengalir melintasi kawasan hutan ini turut menambah pesona wisata alam di sana. Di kawasan ini juga terdapat Air Terjun Banyunibo yang memiliki ketinggian sekitar 20 meter, semakin melengkapi keindahan alami hutan.
2. Hutan yang Asri dan Rindang
Hutan Wanagama dikelilingi oleh keanekaragaman pepohonan. Selain beragam jenis pohon, hutan ini juga menampung berbagai jenis paku-pakuan, epifit, semak, dan rumput.
Dengan lebih dari 170 jenis tumbuhan dan 7 jenis bambu, kawasan konservasi ini menjadi habitat yang kaya.
Salah satu daya tarik utama Wanagama adalah hutan dengan satu jenis pohon, menciptakan suasana yang rapi dan menjadi spot foto yang menarik, terutama ketika berada di antara barisan pohon.
Beberapa jenis pohon yang tumbuh di sana meliputi Acacia mangium, jati (Tectona grandis), berbagai jenis eukaliptus, kayu putih, eboni (Diospyros celebica), dan pinus (Pinus merkusii).
3. Berbagai Satwa Liar
Wanagama menjadi rumah bagi berbagai jenis satwa liar, menjadikannya destinasi menarik bagi para pecinta hewan. Di dalamnya, terdapat setidaknya 47 jenis burung dan 17 jenis herpetofauna, termasuk reptil dan amfibi.
Kawasan ini juga menampung satwa yang umumnya hidup di goa kawasan karst, seperti ular, kelelawar, burung walet, burung sriti, landak, dan musang.
Para penggemar birdwatching akan menemukan Hutan Wanagama sebagai tempat yang ideal, dengan keberadaan beragam jenis burung seperti elang ular bido, elang hitam, kehicap ranting, cekakak sungai, cekak jawa, bubut jawa, kirik-kirik senja, dan lainnya.
Bagi pecinta reptil dan amfibi, hutan ini juga menawarkan kesempatan untuk melihat berbagai jenis seperti kadal kebun, kadal seresah coklat, ular sendok jawa, tokek, katak sawah, ular gadung, bunglon surai, biawak air tawar, cicak terbah, dan lain-lain.
Salah satu keunikan satwa di sana adalah keberadaan rusa jawa, yang kadang-kadang terlihat sedang meminum air di Sungai Oyo.
Meskipun demikian, rusa jawa di Hutan Wanagama cenderung sulit ditemukan dan sering bersembunyi di area yang lebih sepi seperti petak 6 dan 7, di mana hutan masih lebat dan rapat.
4. Dome Burung ‘Wanapaksi’
Wanagama Paksi, yang sering disebut Wanapaksi, adalah sebuah destinasi ekoturisme yang berfokus pada edukasi tentang berbagai jenis unggas.
Sebuah dome burung di mana pengunjung dapat melihat puluhan burung yang dilestarikan, termasuk elang bondol, cendrawasih, kakatua, dan lainnya. Di dalam dome ini, terdapat area eksibisi burung dan fasilitas penangkaran.
Wanapaksi tidak hanya berfungsi sebagai sarana edukasi untuk masyarakat umum, tetapi juga sebagai tempat untuk upaya konservasi guna melindungi satwa yang ada.
5. Fasilitas Wisata di Wanagama
Hutan Wanagama menawarkan berbagai jenis penginapan, termasuk rumah peneliti, cendana suite, cendana twin, cendana double, cendana reguler, asrama damar, meranti, dan jati arum.
Setiap tipe penginapan memiliki fasilitas yang berbeda-beda. Fasilitas umum yang tersedia di setiap kamar meliputi AC, kamar mandi dalam, wifi, handuk, dan lain-lain.
Tersedia gedung serbaguna dengan kapasitas 100 orang, ruang murbei dengan kapasitas 50 orang, dan Joglo Wanagama yang cocok untuk kegiatan camping.
Pengelola kawasan hutan juga menyediakan layanan seperti konsumsi prasmanan, konsumsi bungkus, jasa konservasi dan kebersihan, serta pemandu wisata.
6. Restoran Semi-Outdoor
Pawon Alas, sebuah restoran yang terletak di petak 16 Wanagama, buka dari Selasa hingga Minggu, pukul 11.00 hingga 20.00 WIB, dan tutup setiap hari Senin.
Restoran ini menawarkan konsep semi-outdoor, memungkinkan pengunjung untuk menikmati kesegaran udara hutan.
Lokasinya yang strategis di pinggir Jalan Jogja-Wonosari membuatnya mudah ditemukan, dilengkapi dengan area parkir yang luas.
Restoran ini juga menyediakan berbagai fasilitas mainan dan taman, yang menambah daya tarik bagi keluarga dengan anak-anak.
Menu yang tersedia beragam, termasuk ayam goreng, bebek goreng, nila bakar, lele bakar, penyetan telur, dan banyak lagi. Salah satu hidangan khasnya adalah olahan daging rusa, seperti tongseng rusa.
Itulah berbagai hal menarik seputar Hutan Pendidikan Wanagama, hutan yang dikelola oleh UGM dan terletak di Kabupaten Gunung Kidul. Semoga informasi ini berguna!