Harga Tiket: Gratis; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Slamet Riyadi No.275, Sriwedari, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah. |
Museum Radya Pustaka merupakan salah satu museum tertua yang ada di Indonesia, karena dibangun sejak tahun 1890 di Solo. Maka dari itu, untuk Anda yang ingin mengunjungi sebuah wisata sejarah, terutama untuk sejarah dari Kota Solo. Anda tidak boleh melewatkan untuk mengunjungi Museum Radya Pustaka yang lokasinya ada di Jalan Slamet Riyadi, Solo.
Adanya Museum Radya Pustaka bagi masyarakat Solo sangatlah penting, karena disini terdapat banyak arsip dari surat-surat kerajaan. Tidak hanya berisi surat, museum ini digunakan juga untuk menyimpan benda penting yang ada hubunganya dengan kerajaan.
Museum ini dulunya adalah sebuah rumah kediaman seorang warga Belanda bernama Johannes Busselaar. Sehingga tata letak dari ruangannya tidak menyerupai museum pada umumnya. Bentuk bangunannya sampai saat ini masih dipertahankan bentuk aslinya dan hanya rombak pada beberapa bagian, seperti kamar mandi yang di rumah menjadi ruangan yang lebih luas.
Sejarah Singkat Museum Radya Pustaka
Sejarah Museum Radya Pustaka pertama kali didirikan oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV pada tanggal 28 Oktober 1890 pada masa pemerintahan Pakubuwono IX di dalam Kepatihan. Setelah itu pada 1 Januari 1913, museum ini dipindahkan ke lokasinya sekarang yang berada di Jalan Slamet Riyadi.
Koleksi dari Museum Radya Pustaka
Museum Radya Pustaka lokasinya berada di kawasan kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo. Seperti yang dijelaskan di awal, bahwa museum ini tidak hanya digunakan untuk menyimpan surat arsip kerajaan saja. Sehingga terdapat beberapa koleksi barang lainnya yang bisa kita temukan di museum ini.
1. Koleksi di Ruang Pertama
Barang koleksi yang dapat ditemukan pada ruang pertama ada Patung Ranggawarsita yang merupakan pujangga terkenal pada abad 19 dari Surakarta. Selain itu pada ruangan pertama ini terdapat juga beberapa jenis wayang dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Jenis wayang dalam negeri yang dapat dilihat di museum ini ada wayang gadog, wayang purwa, wayang klithik, wayang madya, wayang beber dan wayang sukat. Untuk koleksi wayang dari luar negeri ada wayang yang berasal dari Negeri Thailand.
2. Koleksi di Ruang Kedua
Ruang kedua pada museum ini bernama Ruang Tosan Aji yang artinya ruang logam berharga. Sehingga di dalam ruangan ini berisi senjata yang terbuat dari bahan logam, miniatur rumah joglo atau rumah adat asli Jawa Tengah, dan arca.
Selain itu terdapat juga koleksi kotak musik bernama orgel. Orgel ini adalah hadiah untuk Paku Buwana IV (1788-1820) dari Napoleon Bonaparte.
3. Koleksi di Ruang Ketiga
Ruang ketiga berisi berbagai koleksi keramik yang beragam jenisnya. Keramik ini adalah peninggalan dari masa kolonial Belanda. Terdapat juga koleksi aneka piring sewon yang merupakan piring khusus yang dibuat untuk memperingati 1000 hari meninggalnya anggota kerajaan.
4. Koleksi di Ruang Keempat
Ruangan keempat merupakan sebuah perpustakaan yang didalamnya terdapat berbagai macam buku yang berbahasa Jawa dan Belanda. Semua koleksi di perpustakaan ini masih cukup terawat dan tertata rapi. Wisatawan dapat membaca koleksi buku di perpustakaan ini tetapi hanya boleh dibaca ditempat, tidak boleh dibawa pulang untuk dipinjam.
Sebelum sampai ke ruang koleksi kelima, wisatawan dapat melihat patung Johannes Albertus Wilkens. Johannes Albertus Wilkens merupakan seorang ahli bahasa yang membuat buku kamus Jawa-Belanda, tetapi koleksinya tidak bisa kita temukan di dalam perpustakaan yang ada disini.
5. Koleksi di Ruang Kelima
Pada ruangan yang kelima terdapat beberapa koleksi musim yang seperti gamelan dan patung yang terbuat dari bahan perunggu.
6. Koleksi di Ruang Keenam
Ruang keenam adalah ruang Etno yang merupakan ruang yang didalamnya terdapat Gamelan Agung yang dimiliki oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV. Selain Gamelan Agung, di ruangan keenam ini terdapat juga satu set Gamelan Genderan yang merupakan sumbangan dari keluarga Keraton dan ada koleksi alat tenun tradisional.
7. Koleksi di Ruang Ketujuh
Pada ruang ketujuh atau disebut sebagai Ruang Rojomolo, didalam ruangan ini terdapat sebuah Patung Rajamala karya dari Pakubuwono V. Patung Rajamala ini sebenarnya adalah hiasan yang digunakan pada bagian depan perahu. Perahu tersebut biasa digunakan untuk permaisuri Pakubuwono IV pada masanya. Di bagian belakang dari Museum terdapat sebuah berbagai arca dan maket dari raja-raja Imogiri.
Sayangnya pada tahun 2006 yang lalu beberapa koleksi dari museum ini sempat hilang dicuri. Barang koleksi di museum ini ditukar sebuah replika, saat ditemukan tidak semua barang koleksi ini ditemukan semua.
Sehingga yang kita bisa lihat sekarang di museum ini tidak semua barang koleksinya asli. Barang replika di museum ini ditandai sebuah tanda khusus, sehingga kita bisa mengetahui bahwa benda tersebut sudah bukan barang yang asli.
Alamat dan Cara Menuju Lokasi
Jika Anda tertarik untuk melihat secara langsung koleksi dari Museum Radya Pustaka. Anda bisa datang ke Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah, tepatnya ada di Kecamatan Laweyan yang ada di Sriwedari tepatnya ada di Jalan Slamet Riyadi Nomor 275.
Lokasi dari museum ini tidak jauh dari Taman Sriwedari, sehingga kita dapat dengan mudah menemukannya. Rute lokasi dari pusat kota Solo jaraknya sangat dekat sekitar kurang lebih 3,1 km dan waktu perjalanan untuk sampai ke museum sekitar 10 menit.
Harga Tiket dan Jam Operasional Museum
Untuk tiket masuk ke Museum Radya Pustaka gratis tidak dipungut biaya. Karena pemerintah Solo telah menggratiskan tiket masuk ke museum ini agar minat masyarakat berkunjung ke sebuah museum lebih tinggi.
Untuk jam operasional dari museum ini adalah dari buka jam 9 pagi sampai jam 3 sore. Tetapi perlu diingat biasanya di jam 12 siang sampai jam 1 siang museum tutup, karena petugasnya sedang beristirahat.
Ragam Aktivitas yang Menarik Dilakukan
1. Belajar Tentang Sejarah Karaton Surakarta
Aktivitas yang menarik di Museum Radya Pustaka tentunya adalah belajar tentang peninggalan sejarah dari Kerajaan atau Keraton Surakarta. Karena di dalam museum ini banyak peninggalan surat-surat dari kerajaan dan benda-benda peninggalan jaman dahulu dari abad ke 18.
Untuk yang suka wisata sejarah masa lalu, wisatawan dapat membaca berbagai koleksi naskah kuno dan buku yang berbahasa Jawa dan Belanda di dalam perpustakaan yang ada di kawasan museum. Ada berbagai sejarah yang tidak dikenal publik secara detail yang bisa dibaca di perpustakaan ini.
Selain belajar tentang sejarah Keraton Surakarta, di tempat ini wisatawan juga bisa belajar tentang peninggalan dari Kerajaan Majapahit. Sehingga tidak heran jika museum ini sering dijadikan tempat penelitian mahasiswa dan sejarawan untuk mencari informasi sejarah dari sumber yang terpercaya.
2. Berfoto dengan Peninggalan Bersejarah
Wisatawan yang datang ke museum ini juga diperbolehkan untuk berfoto dengan benda-benda bersejarah yang ada di tempat ini. Walaupun boleh berfoto diharapkan wisatawan tidak boleh memegang benda-benda koleksi museum.
Berfoto dengan benda sejarah ini dapat juga memberikan informasi kepada orang lain saat Anda upload fotonya ke sosial media. Saat mengupload foto di beberapa peninggalan sejarah yang ada di tempat ini, Anda bisa memberikan caption atau deskripsi tentang benda bersejarah tersebut.
3. Berjalan-jalan dan Bersantai
Selain kita bisa belajar tentang sejarah dari koleksi yang terdapat pada museum, kita juga bisa hanya sekedar berjalan-jalan untuk bersantai di kawasan museum. Karena untuk sebagian orang berjalan-jalan di kawasan peninggalan bersejarah sudah bisa menenangkan pikiran. Ditambah lagi bangunan dari museum ini adalah bangunan peninggalan Belanda, sehingga suasana berlibur di tempat ini seperti terasa kembali ke masa lalu pada jaman penjajahan Belanda.
Fasilitas Penunjang di Museum Radya Pustaka
Untuk fasilitas yang tersedia di Museum Radya Pustaka bisa dikatakan sudah cukup lengkap dan sesuai protokol kesehatan. Saat masuk ke area museum pengunjung diwajibkan untuk cuci tangan, cek suhu dan melakukan scan peduli lindungi. Fasilitas umum yang ada di museum ini ada area parkir cukup luas, mushola, dan toilet.
Itulah tadi yang dapat kami sampaikan secara detail tentang Museum Radya Pustaka. Semoga adanya artikel ini, Anda dapat mempertimbangkan mengunjungi Museum Radya Pustaka. Karena di museum ini selain hanya melihat-lihat benda bersejarah di masa lalu. Wisatawan juga bisa membaca berbagai koleksi buku dan naskah kuno yang hanya terdapat disini.