Berkunjung ke Masjid Raya Al-Mashun memberikan keseruan tersendiri. Meskipun ini adalah tempat ibadah, namun juga dijadikan objek wisata bersejarah.
Harga Tiket: Gratis; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Mahkamah No.74c, RT.02, Mesjid, Kec. Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara. |
Jika sedang pergi liburan ke Medan, jangan lupa untuk singgah di Masjid Raya Al-Mashun. Alasannya karena ini merupakan masjid yang menjadi salah satu ikon di kota Medan. Seperti yang diketahui bahwa masjid Raya Medan berada di jalan Sisingamangaraja. Tempatnya tidak terlalu jauh dari Istana Maimun maupun taman Sri Deli.
Sebagai masjid peninggalan kejayaan dari kesultanan Deli, maka masjid Raya hingga saat ini dirawat hingga direnovasi sebagai tempat ibadah termegah di Medan. Jika dilihat dari segi tampilan bangunannya, memang terlihat sangat unik dan berbeda.
Hal ini dikarenakan pihak arsitektur sengaja menciptakan bangunan masjid menggunakan perpaduan antara gaya arsitektur India, Timur Tengah, dan juga Spanyol. Ciri khasnya bisa dilihat dari denahnya berbentuk segi delapan dan mempunyai sayap.
Daya Tarik Wisata Masjid Raya Al-Mashun

Jika membicarakan mengenai daya tarik yang ditawarkan masjid termegah di Medan, maka Al-Mashun mempunyai ciri khas yang berbeda dibandingkan dengan masjid yang lainnya. Sudah sewajarnya apabila pembangunan menghabiskan banyak biaya hingga 1 juta gulden.
1. Arsiteknya Berasal dari Negara Belanda
Arsitek yang bernama JA Tingdeman menciptakan ide dengan memilih gaya arsitek yang berasal dari negara kincir angin. Alasannya, karena pada saat itu belum terdapat arsitek pribumi.
2. Tradisi Bubur Sop Anyang
Ketika Ramadhan, Masjid Raya Al-Mashun sangat terkenal dengan adanya tradisi yang menyajikan bubur sop anyang sebagai menu untuk berbuka puasa. Bubur anyang adalah makanan ciri khas yang berasal dari etnis Melayu dan menjadi bubur khas kesultanan Deli.
Setiap tahun bubur sop anyang dijadikan sebagai menu warga Medan dijadikan sebagai menu utama untuk berbuka puasa. Dengan tradisi ini, membuat banyak para masyarakat yang berasal dari kota lain berkunjung ke Medan hanya ingin merasakan bagaimana keseruan merayakan tradisi di saat bulan Ramadhan tiba
3. Bergaya Asia dan Eropa
Arsitek dari masjid Raya Medan memiliki tampilan gaya Asia dan Eropa yaitu India, Spanyol dan Timur Tengah. Memiliki bentuk segi delapan dengan sayap yang ada di bagian barat, utara, timur dan selatan.
4. Arsitek Asal Belanda
Arsitek yang merancang masjid Raya termegah ini berasal dari Belanda yaitu Van ERP. Akan tetapi, prosesnya dikerjakan JA Tingdeman. Alasannya karena Van ERP telah dipanggil pemerintah Hindia Belanda ke pulau Jawa untuk bergabung pada proses restorasi Candi Borobudur yang ada di Jawa Tengah.
Sementara sebagian besar dari bahan bangunan masjid telah diimpor dari beberapa negara. Misalnya marmer yang dijadikan sebagai dekorasi dari Italia, kaca patri dari Jerman dan Cina, serta lampu gantung yang berasal dari Prancis.
5. Kubah Mengikuti Model Turki
Bagian kubah Masjid Raya Al-Mashun memiliki tampilan dan model seperti masjid yang ada di Turki. Hal ini bisa dilihat dari bentuknya yang patah-patah, persegi delapan dengan kubah utama yang dikelilingi 4 kubah lain di bagian atas di masing-masingnya beranda memiliki ukuran lebih kecil. Di bagian menara masjid juga dihiasi antara paduan Arab, Iran dan Mesir.
6. Al-Quran Usia Ratusan Tahun
Tampilan masjid cantik ini memiliki Al-Quran yang berusia hingga ratusan tahun. Al-Quran tersebut sengaja dipajang pada bagian pintu masuk dari jamaah laki-laki. Bahan pembuatan Al-Quran terbuat dari kertas kulit tua serta dibuat di Timur Tengah. Walaupun sudah berusia hingga ratusan tahun, akan tetapi Al-Quran tersebut bacaannya jelas dan masih utuh.
Alamat dan Rute Mudah Menuju Lokasi

Masjid bersejarah ini berada di kawasan yang sangat strategis, sehingga mudah untuk dijangkau dari tempat manapun. Alamatnya berada di jalan Sisingamangaraja nomor 61 kecamatan Medan, kota Medan, Sumatera Utara. Apabila berangkat menuju lokasi dari bandara Kuala Namu dapat melanjutkan perjalanan melalui jalan tol Medan- Kualanamu.
Setelah itu, ambil jalur tebing tinggi ke jalan tol belmera. Dari sana dapat melanjutkan perjalanan menuju ke jalan Patumbak, lalu menuju jalan Sisingamangaraja sampai ke wisata. Berbeda dengan para wisatawan yang mulai berangkat dari kota Medan, maka rutenya lebih mudah dijangkau.
Bisa memulai mengambil jalan Guru Patimpus, setelah itu pilih jalan Gatot Subroto, kemudian lanjut ke jalan kapten Maulana Lubis sampai ke jalan imam Bonjol. Lalu melanjutkan perjalanan ke jalan Ir. H. Juanda. Untuk bisa menuju ke tempat masjid Raya Medan, maka dapat menggunakan beberapa transportasi.
Baik itu kendaraan pribadi, ojek online, taksi online, atau angkot. Pada biasanya angkot akan melewati Trayek Amplas-Simpang Baru dan juga Amplas-Pematang Siantar. Apabila ingin menggunakan transportasi kereta api bisa turun di stasiun kereta api Medan. Setelah itu, melanjutkan perjalanan menggunakan taksi atau angkutan umum kisaran 5 km.
Tiket Masuk dan Jam Operasional
Masjid Raya Al-Mashun memiliki fasilitas publik beroperasi di setiap hari hingga 24 jam. Jadi tidak ada batasan untuk jam buka dari Masjid Raya. Bagi yang berencana berwisata, maka jam berapa pun dan kapanpun tentu tidak masalah. Namun ketika masuk waktu sholat, masjid tutup sementara.
Masjid Raya hanya akan menerima jamaah yang hendak menjalankan ibadah sholat. Namun, di luar jam sholat pintu ini terbuka lebar untuk para masyarakat umum. Sebagai wisata religi, masjid Raya asal Medan tidak memberlakukan biaya tiket masuk. Artinya bagi siapapun boleh memasuki area wisata secara gratis.
Ragam Aktivitas yang Menarik Dilakukan

Pada saat berkunjung ke tempat wisata, pastinya banyak aktivitas yang bisa dilakukan. Tidak mengherankan apabila bagi yang sudah berencana untuk datang ke wisata religi masjid harus mempersiapkan beberapa hal. Berikut ini aktivitas menyenangkan yang bisa di saat berkunjung ke wisata religi Medan:
1. Hunting Foto di Kawasan Masjid Raya Al-Mashun
Membawa kamera, baik itu kamera digital ataupun ponsel memang menjadi alat utama yang harus dibawa ketika sedang berlibur. Kamera bisa digunakan untuk mengabadikan berbagai momen setelah menghabiskan waktu di Masjid Raya Al-Mashun. Walaupun kawasannya tidak terlalu luas, namun pecinta hobi fotografi bisa mencoba aktivitas menyenangkan ini.
2. Sholat Lima Waktu dan Kajian Agama
Aktivitas yang kedua bisa menjalankan ibadah sholat lima waktu dengan tambahan kajian agama di waktu-waktu tertentu. Jika beruntung, maka bisa mengikuti kajian tersebut. Tidak hanya bisa dikunjungi kaum muslim saja, akan tetapi para kalangan non muslim juga tetap dapat menyaksikan kemegahan dan keindahan dari masjid.
3. Mengikuti Peringatan Maulid Nabi
Tidak hanya bisa menjalankan aktivitas sholat lima waktu dan mengikuti kajian agama saja. Namun, banyak aktivitas lain yang bisa dilakukan di masjid Al-Mashun Medan. Contohnya peringatan Maulid Nabi, sholat Ied Idul Adha, sholat Ied Idul Fitri dan tahun baru Islam.
4. Mengikuti Kegiatan Saat Ramadhan
Memasuki di bulan suci Ramadhan, Masjid Raya Al-Mashun sangat ramai jamaah yang ikut melaksanakan kegiatan ibadah, seperti acara berbuka puasa, maupun sholat tarawih. Ditambah lagi dengan adanya tradisi menyantap bubur sop anyang secara gratis dibagikan oleh pihak pengelola masjid.
Fasilitas yang Ditawarkan Masjid Raya Al-Mashun

Walaupun sebenarnya Masjid Raya Al-Mashun ini adalah tempat beribadah di kota Medan, akan tetapi juga banyak masyarakat dari berbagai kota berdatangan untuk berwisata. Fasilitas yang ditawarkan memang tidak terlalu lengkap, namun memberikan kenyamanan tersendiri. Contohnya lahan parkir luas, toilet umum, tempat makan, dan penginapan.
Dapat dikatakan bahwa wisata religi Masjid Raya Al-Mashun menjadi saksi sejarah adanya penyebaran agama Islam yang berada di wilayah ibukota provinsi Sumatera Utara yaitu Medan. Sampai saat ini Masjid Raya tidak pernah sepi jamaah yang ikut beribadah ataupun wisatawan yang ingin menyaksikan kemegahan bangunannya.