Temukan oleh-oleh khas Pangkep yang paling diburu oleh wisatawan, sebagai kenang-kenangan lezat dari perjalanan Anda ke daerah ini.
Pangkep dianggap sebagai kabupaten yang sangat unik karena memiliki 3 kontur berbeda, yakni daratan, pegunungan, dan juga kepulauan yang berada di selat Makassar. Bentuk topografi yang unik membuat kabupaten Pangkep memiliki hasil alam yang melimpah, seperti hasil perkebunan dan juga hasil laut.
Hal tersebut membuat wisatawan bisa menikmati aneka makanan khas dan pulang dengan membawa buah tangan dari kabupaten ini.
Bagi wisatawan yang ingin berburu oleh-oleh khas Pangkep, kami telah merangkum beberapa pilihan oleh-oleh yang bisa dibawa pulang. Wisatawan bisa memilih camilan, makanan berat, atau bahkan aneka ragam komoditas pertanian hingga kerajinan tangan. Berikut ulasan lengkap tentang buah tangan yang paling diburu wisatawan!
1. Kerajinan Rotan
Rotan yang termasuk dalam tumbuhan palem-paleman (Arecaceae) merupakan tumbuhan merambat dengan batang yang kuat. Pohon palem jenis Arecaceae ini tumbuh subur di dataran tinggi. Hal ini membuat masyarakat mengolah rotan menjadi kerajinan yang unik.
Salah satu kerajinan rotan yang populer bernama Mahbuba Rotan yang berada di jalan poros Makassar-Pare Ma’rang, kecamatan Ma’Rang, Pangkep. Wisatawan bisa membeli lampu meja yang terbuat dari otan yang unik.
Selain itu, terdapat kerajinan dari rotan lain seperti keranjang kecil, vas bunga, piring hiasan dinding, dan tempat tidur bayi. Kerajinan Rotan khas Pangkep dijual dengan harga terjangkau dan produk yang berkualitas tinggi.
2. Miniatur Bunga Batu Karang
Saat berkunjung ke pulau-pulau yang berada di selat Makassar, jangan lupa mengujungi Pulau Cambang-Cambang dan Pulau Saugi yang menjadi sentra kerajinan tangan dari kerang dan terumbu karang yang sudah mati.
Wisatawan bisa menemukan aneka kerajinan tangan dari kerang, seperti gelang, kalung, hingga tirai untuk pintu. Kerajinan yang populer dan sering dibawa pulang sebagai oleh-oleh adalah Miniatur Bunga Batu Karang. Batu karang yang sudah mati disusun hingga menyerupai tangkai, kemudian diberi bunga palsu di bagian ujungnya.
3. Jeruk Besar
Kabupaten Pangkep juga dikenal sebagai komoditas buah Jeruk Besar. Ada banyak perkebunan jeruk di kecamatan Ma’rang dan Segeri sehingga saat musim panen tiba, wisatawan bisa mendapatkan Jeruk Besar di pinggir-pinggir jalan. Petani jeruk juga mengirim hasil panen tersebut ke kabupaten lain di Sulawesi Selatan.
Mengunjungi Pangkep membuat wisatawan bisa mendapatkan Jeruk Besar dengan harga yang lebih murah daripada di daerah lain. Saat musim panen tiba, wisatawan juga bisa melihat petani memanen Jeruk Besar. Jika beruntung, wisatawan bisa ikut memanen jeruk dari kebunnya langsung.
4. Kacang Tanah
Kecamatan Tondong Tallasa yang berada di dataran tinggi dikenal memiliki tanah yang subur. Petani di Tondong Tallasa kebanyakan menanam pohon kacang, membuat kecamatan ini menjadi penghasil kacang yang sudah dikenal hingga kabupaten lain.
Saat berkunjung ke wilayah pegunungan dan melewati Tondong Tallasa, wisatawan bisa mengunjungi warung-warung milik warga yang menjual Kacang Tanah.
Harganya pun terjangkau karena hanya dengan Rp 12.000,- wisatawan sudah bisa membeli 1 liter Kacang Tanah. Ya, Anda tidak salah dengar. Petani menjualnya dengan satuan liter, bukan kilogram.
5. Kerupuk Kepiting Rajungan
Selain kerajinan tangan dan hasil perkebunan, wisatawan bisa membeli camilan enak dan lezat berupa Kerupuk Kepiting Rajungan. Kepiting Rajungan merupakan salah satu hasil laut yang melimpah. Selain dijual sebagai makanan boga bahari, Kepiting Rajungan juga diolah menjadi kerupuk yang rasanya renyah dan gurih.
Wisatawan bisa mencari Kerupuk Kepiting Rajungan di desa Pitue, kecamatan Ma’rang. Harganya pun bersahabat karena satu bungkus Kerupuk Kepiting Rajungan dijual mulai dari Rp 10.000,- saja.
Kerupuk Kepiting Rajungan biasanya dimakan langsung atau dijadikan sebagai lauk saat sarapan. Aromanya yang khas juga membuat wisatawan ketagihan untuk terus mencicipinya lagi dan lagi.
6. Sirup dan Kerupuk Rumput Laut
Wisatawan pasti sudah biasa mengkonsumsi sirup kemasan yang dijual di toko-toko konvensional. Namun jika ingin mencicipi sesuatu yang tidak biasa, cobalah Sirup Rumput Laut khas desa Pitusunggu. Banyak wisatawan yang penasaran dengan oleh-oleh khas Pangkep yang terbuat dari rumput laut asli.
Selain diolah menjadi sirup, warga di desa Pitusunggu juga membuat Kerupuk Rumput Laut. Ini juga merupakan camilan yang sangat unik karena rasanya yang sangat renyah dengan rasa asin yang alami. Tanpa bumbu apapun, Kerupuk Rumput Laut sudah memiliki rasa gurih dan asin yang pas!
7. Bandeng Tanpa Duri
Hasil laut yang sering diolah menjadi oleh-oleh adalah Bandeng. Masyarakat Pangkep tahu betul bahwa Bandeng merupakan jenis ikan disukai oleh wisatawan sehingga mereka mengolahnya dengan cara dipresto dan dibuang durinya.
Hasilnya pun tidak meleset, wisatawan yang pulang liburan selalu membeli Baduri alias Bandeng Tanpa Duri. Ikan telah diproses dengan baik dan tidak menggunakan bahan pengawet tambahan.
8. Abon Bandeng
Selain mengolah ikan Bandeng Tanpa Duri, Pangkep juga memiliki oleh-oleh khas dari ikan Bandeng yang sangat disukai oleh wisatawan. Ikan Bandeng diolah menjadi abon dengan rasa yang manis, asin dan gurih. Tekstur abon yang renyah dan lembut di mulut juga membuat wisatawan menyukainya.
Abon Bandeng akan menjadi alternatif selain Bandeng Tanpa Duri karena bisa disimpan dalam waktu lama. Proses pengemasan menggunakan plastik foil akan memastikan Abon Bandeng awet hingga 3 bulan lamanya.
9. Udang Vaname
Selain bisa didapatkan di laut, Udang Vaname juga berhasil dibudidaya di tambak dengan air payau. Petani Udang Vaname banyak terdapat di wilayah pesisir kabupaten Pangkep, tepatnya di Labakkang. Selain bisa ditemukan dalam bentuk makanan olahan, Udang Vaname juga bisa dibeli kiloan. Harganya berkisar antara Rp 50.000,- hingga Rp 100.000,- per kilo, tergantung ukuran udang.
Udang Vaname di Labakkang dikenal dengan daging yang besar sehingga nikmat ketika disajikan dengan saus khas Pangkep. Selain itu, wisatawan juga bisa membawa pulang sebagai oleh-oleh dan mengolahnya sesuai selera.
10. Kue Dange
Selain aneka camilan dengan rasa yang enak dan tekstur renyah, wisatawan juga bisa membeli Kue Dange untuk dibawa pulang. Kue Dange adalah kudapan tradisional warisan dari suku Bugis yang tinggal di Sulawesi Selatan. Selain ditemukan di Pangkep, Kue Dange juga bisa ditemukan di kabupaten lain di Sulawesi Selatan.
Kue Dange terbuat dari beras ketan hitam, gula merah, dan parutan kelapa. Adonan kue dimasukan ke dalam cetakan yang terbuat dari tanah liat, membuatnya memiliki aroma khas seperti tanah yang terbakar. Rasa yang manis dan legit membuat Kue Dange disukai penduduk lokal dan juga wisatawan.
Bagi wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata, biasanya terdapat toko souvenir di sekitar lokawisata yang menyediakan oleh-oleh khas Pangkep. Selain di sekitar tempat wisata, pengunjung bisa membeli oleh-oleh di Pasar Sentral dan warung-warung di pinggir jalan utama.