Bagi wisatawan yang sudah puas menjelajah seluruh tempat wisata di Minahasa, mereka biasanya memiliki rasa enggan untuk pulang. Bagaimana tidak, aneka wisata alam berhasil memberikan kesan yang indah hingga wisatawan tidak memiliki rasa ingin pulang menjalani realita kehidupan.
Apalagi sajian kuliner yang lezat menambah beban berat untuk kembali ke kampung halaman. Untuk itu, jangan lupa untuk membeli oleh-oleh khas Minahasa sebagai pengingat akan kenangan indah menikmati keindahan wisata dan kulinernya.
Buah tangan asal Minahasa juga sangat beragam, membuat wisatawan tidak perlu bingung memilih mana yang tepat untuk dibawa pulang. Kami telah merangkum daftar oleh-oleh khas Minahasa dengan varian yang berbeda, mulai dari camilan, produk komoditas olahan, hingga hasil kerajinan kain yang sudah melegenda.
1. Klappertaart
Banyak yang mengira bahwa Klappertaart adalah kue khas negeri Belanda. Bahkan Klappertaart juga populer di kota-kota besar yang tersebar di pulau Jawa. Tapi tahukah Anda bahwa Klappertaart sejatinya adalah makanan khas Manado? Banyak yang tidak percaya ketika mendengar fakta tersebut, namun begitulah adanya.
Klappertaart merupakan kue tradisional Minahasa yang populer di kalangan bangsawan Belanda. Hingga akhirnya terkenal karena sebutan “klapper” yang berarti kelapa dan “taart” yang berarti kue. Bangsawan Belanda hanya menambahkan Kismis dan memodifikasinya dengan memanggang dengan aluminium foil. Sisanya, semua benar-benar berasal dari resep tradisional.
2. Kacang Kawangkoan
Kacang Kawangkoan berasal dari kecamatan Kawangkoan, salah satu kecamatan di kabupaten Minahasa. Kacang Kawangkoan biasanya dijual dalam bentuk kemasan siap makan. Rasanya asin dan gurih, membuatnya cocok dijadikan sebagai camilan ataupun oleh-oleh yang bisa dimakan sepanjang perjalanan pulang.
Resep rahasia yang membuat Kacang Kawangkoan terasa lebih renyah adalah proses memasaknya. Masyarakat setempat memilih kacang terbaik untuk disangrai dan kemudian dijemur hingga kering. Proses tersebut membuat tekstur kacang lebih renyah dan enak.
3. Kacang Goyang
Satu lagi olahan kacang yang sangat populer di Minahasa. Meski sejatinya Kacang Goyang terkenal di seluruh kabupaten di Sulawesi Utara, wisatawan bisa mendapatkannya di toko oleh-oleh yang tersebar di seluruh kabupaten Minahasa. Kacang Goyang terbuat dari kacang sangrai yang sudah dilepas kulitnya. Proses sangrai dengan pasir dilakukan dengan cara digoyang terus menerus, membuat warga mengenalnya dengan sebutan Kacang Goyang.
Biji kacang tersebut lalu dimasukkan ke dalam gula cair dan tepung terigu yang berwarna-warni. Wisatawan bisa mendapatkan Kacang Goyang dalam berbagai kemasan dan bisa didapatkan di toko oleh-oleh. Rasa manis di luar dan gurih di dalam membuat banyak wisatawan ketagihan.
4. Pala Manis
Pala menjadi salah satu rempah-rempah yang populer di Sulawesi Utara. Bahkan sejak jaman dahulu kala, Sulawesi Utara dan Maluku dikenal sebagai penghasil Pala terbaik hingga menarik perhatian bangsa Eropa untuk datang. Biasanya Pala digunakan sebagai bumbu masak dan sebelumnya sudah diolah berbentuk serbuk.
Akan tetapi, kini wisatawan bisa menikmati Pala dengan sajian yang berbeda. Masyarakat mengolah Pala menjadi manisan dengan kombinasi rasa panis dan pedas yang seimbang.
5. Bagea Kenari
Kacang Kenari juga merupakan salah satu komoditas yang sangat melimpah di kawasan Sulawesi Utara. Kacang Kenari dari Minahasa bahkan sudah memiliki pasar sendiri di kota-kota besar di seluruh Indonesia. Kabarnya, biji Kenari dari Sulawesi Utara juga sudah diekspor ke luar negeri.
Bagi masyarakat setempat, Kenari memang memiliki posisi tersendiri. Selain menjadi komoditas yang menguntungkan, biji Kenari juga bisa diolah menjadi camilan lezat. Bagea Kenari menjadi olahan kue kering yang memiliki tekstur renyah dan manis dengan taburan biji Kenari yang membuatnya terasa spesial.
6. Halua Kenari
Selain diolah menjadi kue kering, masyarakat juga mengolahnya menjadi Halua Kenari. Ini merupakan oleh-oleh khas Minahasa yang pasti disukai wisatawan. Bayangkan saja, biji Kenari renyah yang dibalut dengan cairan gula merah yang membuatnya menempel dan terasa lebih legit.
Perpaduan rasa manis dan nutty khas biji Kenari membuat Halua Kenari disukai oleh banyak orang. Wisatawan bisa membelinya dalam kemasan kecil dan membawanya pulang sebagai oleh-oleh. Meski dibuat tanpa bahan pengawet, Halua Kenari tetap bisa tahan lama.
7. Kue Lampu-Lampu
Bagi umat Islam, berburu takjil sepanjang sore di bulan Ramadhan merupakan salah satu tradisi yang membuat bulan puasa terasa spesial. Di Minahasa, banyak umat muslim yang berburu takjil dan mencari menu buka puasa yang lezat.
Salah satu sajian khas Ramadhan di Minahasa adalah Kue Lampu-Lampu, yang merupakan sejenis kue basah yang terbuat dari adonan tepung terigu, lalu disiram dengan santan dan gula merah dan kemudian dikukus hingga matang. Rasanya yang manis dengan tekstur yang lembut membuatnya cocok dijadikan sebagai menu berbuka karena tidak membuat perut eneg.
8. Sambal Roa
Sambal Roa dikenal sebagai salah satu duta kuliner dari Sulawesi Utara. Sambal Roa terbuat dari ikan Roa yang dijemur kering lalu diasap hingga matang. Ikan Roa pun berubah menjadi lebih alot, namun justru membuat tekstur Sambal Roa terasa berbeda dengan sambal lain.
Kabar baiknya, kini Sambal Roa tersedia dalam kemasan botol yang anti tumpah dan tahan lama. Wisatawan pun bisa mencicipinya langsung di restoran atau membeli produk kemasan botol kaca dan membawanya pulang sebagai oleh-oleh khas Minahasa. Satu kaleng Sambal Roa dijual mulai dari Rp 40.000,- untuk ukuran botol kecil.
9. Cakalang Fufu
Ikan Cakalang menjadi hasil laut yang melimpah di Minahasa, Manado, hingga pulau-pulau kecil di ujung Sulawesi Utara. Bagi warga setempat, Fufu berarti asap. Cakalang Fufu merupakan ikan Cakalang asap yang sering dijual bagi para wisatawan yang datang ke Minahasa.
Selanjutnya, Anda bisa mengkonsumsinya langsung atau mengolahnya dengan resep yang Anda sukai. Bagi warga, ikan Cakalang sering digoreng kering dan disajikan dengan Sambal Roa. Satu kilogram Cakalang Fufu bisa didapat hanya dengan Rp 55.000,- saja.
10. Batik Minahasa
Seperti halnya kain Batik khas dari berbagai daerah di Indonesia, kabupaten Minahasa juga memiliki motif khas yang membuatnya disukai wisatawan dan dijadikan sebagai oleh-oleh. Perlu diketahui bahwa Etnis Minahasa terdiri dari beberapa sub etnis lain. Hal ini mempengaruhi motif dan corak dari kain Batik.
Satu motif yang populer adalah Waruga, yang merupakan batu nisan dengan ukiran khas Minahasa. Selain itu, terdapat beberapa ragam hias lain seperti Rerouwan atau motif yang terinspirasi dari tanaman dan juga Resouan atau motif yang terinspirasi dari hewan.
Dengan pilihan oleh-oleh khas Minahasa yang sangat melimpah, Anda tidak perlu khawatir dengan cinderamata apa yang bisa dipilih untuk dibawa pulang.