Sejak potensi pariwisatanya meningkat, Kabupaten Bantaeng terus berbenah dengan memoles, mengembangkan, serta memberdayakan semua potensi yang ada di dalamnya. Salah satunya yakni dalam hal pembuatan oleh-oleh baik berupa makanan, kerajinan, maupun produk lainnya.
Saat ini, ada banyak oleh-oleh khas Bantaeng yang terkenal di kalangan wisatawan lokal maupun mancanegara. Tidak hanya dijadikan buah tangan saja, saat ini oleh-oleh khas Bantaeng bahkan telah diperjualbelikan hingga luar kota, bahkan sampai ke luar pulau.
Nah, buat kalian yang sedang berlibur ke Bantaeng dan sedang mencari oleh-oleh yang tepat, silakan cek dulu beberapa rekomendasi dari kami berikut ini.
1. Jagung Marning
Diantara sekian banyak buah tangan khas Bantaeng, jagung marning menjadi yang terpopuler dan paling laris di kalangan wisatawan. Alasannya sederhana, selain renyah dan gurih, juga sangat praktis di jadikan cemilan di manapun dan kapanpun. Apalagi, jagung marning mampu bertahan hingga berbulan-bulan walau tanpa pengawet sekalipun.
Walau sama-sama dibuat dari jagung kering yang digoreng, namun jagung marning memiliki tekstur yang lebih keras dibandingkan dengan jagung brondong. Walau begitu, camilan ini tidak mudah melempem walaupun dibiarkan di ruangan terbuka sekalipun.
Sebagian besar varian marning yang dijual di Bantaeng merupakan varian original. Namun, ada pula yang menyediakan varian cita rasa lainnya seperti rasa pedas, balado, ayam, bawang, keju, dan rasa gurih lainnya.
2. Rakang
Rakang merupakan makanan tradisional dari Bantaeng yang dibuat dari kentang rebus yang ditaburi dengan kelapa parut. Setelah itu, cara makanannya terbilang unik yakni dengan cara dicocol ke sambal terasi atau sambal kacang.
Walaupun tidak memiliki daya simpan yang tahan lama, namun rakang kerap dijadikan oleh-oleh karena tidak akan kalian temui di tempat lain. Bahkan, di daerah Sulawesi lain pun sangat jarang menemukan makanan ini.
Biasanya, rakang disajikan saat cuasa sedang dingin seperti halnya saat sedang hujan. Dengan cita rasa gurih sekaligus pedas, tentunya membuat rakang sangat pas dijadikan cemilan. Apalagi, makanan ini kaya akan karbohidrat sehingga sangat cocok untuk pengganti nasi.
3. Sirup Aren Canningrara
Sirup aren ini asalnya dari Desa Pattaneteang, Bantaeng, Sulawesi Selatan. Namun, produknya bisa kalian temui di berbagai wilayah di Sulawesi Selatan. Bahkan, telah dijual online yang dipasarkan hingga ke ujung negeri.
Berbeda dengan sirup lainnya, Canningrara dibuat dari cairan nira aren bukan dari gula yang telah diproses. Selain itu, pembuatannya dilakukan dengan teknik khusus yang membutuhkan keuletan tinggi.
Penyajian sirup ini biasanya dilakukan sebagai pengganti gula. Misalnya sebagai pemanis minuman, topping es krim, isi roti tawar, campuran es buah, atau bisa juga dicampur ke kopi, susu, teh, dan aneka minuman rempah-rempah.
4. Keripik Talas
Di beberapa daerah dataran tinggi Bantaeng, seringkali mereka menanam talas sebagai salah satu komoditas utamanya. Karena banyaknya talas yang dipanen, maka dibuatlah berbagai produk yang dikembangkan menjadi makanan yang dapat dijadikan oleh-oleh seperti halnya keripik talas.
Keripik talas dari Bantaeng memiliki bentuk yang berbeda dengan keripik dari daerah lain, yakni dibuat dengan irisan bergelombang. Dari segi cita rasa maupun tekstur kerenyahannya sendiri tidak beda jauh.
Varian rasa yang tersedia pun beragam mulai dari rasa original, balado, hingga keju. Kalian bisa membelinya dalam kemasan ukuran mulai dari 250 gram hingga kemasan 1000 gram. Harganya pun terbilang terjangkau mulai dari Rp 6.000/100 gram.
5. Kue Mangkok
Sejatinya, kue mangkok merupakan makanan di bawah oleh imigran dari Tiongkok Selatan. Namun, di Indonesia terjadi indigenisasi sehingga yang kita kenal seperti sekarang.
Kue mangkok khas Bantaeng tidak memiliki perbedaan mendasar dengan kue mangkok dari daerah lain. Rasanya yang manis dan begitu legit menjadi daya tariknya tersendiri. Makanan ini bisa dengan mudah ditemui di pasar tradisional.
Karena tergolong sebagai kue basah, maka kue mangkok kurang cocok dijadikan sebagai oleh-oleh jangka panjang. Paling tahan lama yakni sekitar sehari semalam. Jadi, cocok dijadikan oleh-oleh bagi kalian yang berlokasi tidak terlalu jauh dari Bantaeng.
6. Cucur
Sama seperti kue mangkok, cucur juga termasuk salah satu jajanan tradisional yang kerap dijual di pasar sehingga dikenal sebagai “jajanan pasar”. Di Bantaeng, kalian bisa dengan mudah menemukan oleh-oleh satu ini.
Harga yang dijual pun sangatlah terjangkau. Per bijinya, hanya dihargai sekitar Rp 1.000. Bahkan untuk ukuran kecil ada yang dihargai Rp 500. Sungguh terjangkau bukan?
Sayangnya, varian kue cucur yang tersedia di kabupaten ini hanya varian cucur gula merah. Bahan dasarnya sendiri yakni berupa tepung beras yang dicampur dengan sedikit tepung terigu lalu dicampur dengan gula merah (gula jawa).
7. Bosara & Kerajinan Bambu
Tidak hanya berupa makanan saja, oleh-oleh khas Bantaeng juga tersedia dalam bentuk aneka kreasi bosara serta beragam jenis kerajinan bambu. Bagi kalian yang suka oleh-oleh dalam bentuk handicraft, tentu kerajinan semacam ini sangat layak untuk dibeli.
Beberapa produk yang dihasilkan dari kerajinan bambu diantaranya tas, dompet, gantungan kunci, vas bunga, tempat lampu, bingkai jam, hingga berbagai jenis aksesoris.
Selain itu, terdapat pula bosara yang merupakan wadah yang kerap digunakan untuk menyajikan kue. Bahan dasarnya terdiri dari pelepah rumbia atau kadang diganti rotan. Bosara jarang ditemui di tempat lain karena menjadi salah satu ciri khas tersendiri dari Suku Bugis Sulawesi Selatan.
8. Juku Pallu Mara
Secara sekilas, makanan ini tampak mirip layaknya Pallu Kalo’a, salah satu makanan khas berbahan dasar ikan dari Gowa. Akan tetapi, salah satu oleh-oleh khas Bantaeng ini dibuat dari ikan khusus yakni ikan bandeng.
Asal kata makanan ini yakni “Juku” yang berarti ikan, “Pallu” berarti masak, dan “Mara” yang artinya kering. Jadi, Juku Pallu Mara merupakan makanan yang terbuat dari ikan yang dimasak sampai airnya mengering (habis).
Oleh karena itu, ikannya benar-benar lembut. Rasanya pun ada kecenderungan asam. Sangat cocok dinikmati saat musim panas.
9. Badik
Badik merupakan sebuah pisau khusus yang dikembangkan oleh masyarakat Sulawesi Selatan, termasuk juga masyarakat Bantaeng. Pisaunya sendiri memiliki bentuk asimetris yang ulunya seringkali diberi hiasan pamor.
Sebagai benda hasil tempa logam, badik menjadi sebuah perwujudan tradisi sekaligus kebudayaan materi dari daerah Sulawesi Selatan.
Saat ini, banyak produsen lokal yang menjual badik sebagai oleh-oleh khas Bantaeng. Selain dapat mengenalkan budaya Sulawesi Selatan, badik pun memiliki nilai multi fungsi mulai dari sebagai pajangan, fungsi bela diri, hingga sebagai sarana berburu.
10. Lawa’ Gangang Jangan
Apakah kalian pernah makan lawar? Jika biasanya lawar dibuat dari campuran sayur dan daging babi, namun lawar khas Bantaeng terbuat dari campuran daging ayam. Sayangnya, oleh-oleh satu ini harus dipesan terlebih dahulu karena jarang ada yang menyediakannya langsung.
Sayuran yang dijadikan sebagai bahan dasarnya umumnya berupa sayur pakis. Namun, bisa juga diganti dengan daun labu siam atau daun waluh. Selanjutnya diberi campuran parutan kelapa sehingga tampak begitu bervariasi.
Jenis ayam yang digunakan umumnya dari ayam kampung jantan. Sebagai oleh-oleh, makanan ini kerap dikemas dalam kemasan plastik tebal (seperti plastik wadah makan) sehingga lebih praktis untuk dimakan di manapun dan kapanpun.
Nah, dari kesepuluh oleh-oleh khas Bantaeng yang terkenal di atas, apakah ada salah satunya yang ingin kalian beli saat ini juga?