Bicara makanan unik dan khas di indonesia tentu tidak ada habisnya. Dari wilayah, provinsi, dan bahkan setiap suku mempunyai kuliner nikmat masing-masing, termasuk suku Asmat. Jika anda belum pernah mencoba atau mendengar makanan khas suku Asmat, ada baiknya untuk menyimak ulasan yang akan kami berikan nantinya.
Suku Asma banyak menempati wilayah Provinsi Papua. Suku ini terkenal dengan kerajinan tangan unik berupa ukiran yang terbuat dari bahan utama kayu. Tentunya bukan itu pembahasan utama kali ini, melainkan dari kuliner yang ada. Jika dilihat dari kehidupannya, salah satu suku yang ada di Indonesia ini terbagi menjadi dua, yakni yang tinggal di daerah pesisir, juga di daerah pedalaman. Jenis makanan pokok yang ada juga dipengaruhi wilayah tampal tinggal mereka.
Secara keseluruhan, suku Asmat tidak mengenal beras sebagai makanan pokoknya. Mereka mengenal sagu karena mudah didapati di pedalaman hutan. Bahkan tanpa harus menanam, mereka bisa menuai hasil dari manfaat pohon sagu tersebut. Maka jangan heran jika banyak ditemui kuliner khas di sana dengan bahan baku sagu. Memang tidak begitu banyak, namun semuanya begitu unik dengan citarasa khas dan nikmat. Daripada penasaran, silahkan simak ulasan lengkap mengenai daftar makanan khas suku Asmat berikut!
1. Papeda

Sebagian anda pastinya sudah tau apa yang dimaksud degan Papeda. Makanan ini terbuat dari bahan utama berupa sagu. Warga setempat hampir tidak mengenal nasi sebagai makanan utamanya, sebagai gantinya adalah sagu karena mudah didapat, sekaligus menjadi makanan pokok suku Asmat. Di Papua, makanan ini dibuat dengan tekstur menyerupai bubur, namun lebih lengket seperti lem.
Mengenai rasa, Papeda sebenarnya hambar dan sangat mirip dengan rasa nasi. Maka dari itu, warga di sana memakannya dengan berbagai lauk sesuai selera. Selain itu, ada juga beberapa sayur sebagai teman makan Papeda. Sayur yang dibuat umumnya mengandung banyak rempah untuk memperkuat rasa. Ada kalanya suku Asmat menikmatinya dengan ulat sagu yang dimasak dengan cara dibakar atau langsung dimakan.
Perlu diketahui, sagu yang didapat berasal dari sebuah pohon, namanya pohon sagu. Pohon ini memiliki banyak manfaat, sebut saja pelepahnya yang bisa digunakan sebagai tali pengikat yang cukup kuat. Selain itu, pucuk daunnya juga bisa dimanfaatkan sebagai benang, tepatnya benang noken. Akan tetapi fungsi tersebut baru bisa didapat ketika pohon memasuki usia tertentu, pada umumnya minimal 1 tahun.
Untuk membuat kuliner khas Suku Asmat berupa Papeda tidaklah susah. Bahan tambahan yang diperlukan hanya garam dan bawang putih. Siapkan panci yang berisi air, kemudian masak hingga mendidih. Masukkan sagu yang masih berupa tepung, kemudian aduk terus hingga mendapatkan tekstur kental. Jika warnanya sudah berubah menjadi bening, artinya Papeda siap disajikan.
2. Sate Ulat Sagu

Apakah menurut anda makanan ini ekstrem ketika melihat bahan utamanya? sebenarnya tidak demikian, karena ulat sagu dikenal cukup baik untuk kesehatan tubuh. Ulat jenis ini berbeda dengan ulat lain pada umumnya, dengan kandungan protein tinggi. Mencari ulat sagu sangat mudah karena habitatnya bisa dipastikan menempati pohon sagu yang sudah membusuk.
Ulat sagu sebenarnya bisa dimakan langsung hidup-hidup, namun lebih banyak ditemukan diolah menjadi sate. Mengolah makanan khas Suku Asmat ini sangat sederhana, bahan pendukungnya hanya tepung sagu. Pertama, ulat sagu dimasukkan kedalam daun nipah dan ditaburi tepung sagu secukupnya. Selanjutnya yaitu membungkusnya dan membakar hingga matang.
Jika anda ingin cara lain juga bisa, yakni dengan merendam pada jeruk nipis terlebih dahulu. Sebelumnya, ulat harus dibersihkan dengan air, baru kemudian dimasukkan ke dalam perasan air jeruk nipis selama beberapa menit. Cara ini untuk menghilangkan bau amis, dan juga menambah citarasa agar lebih nikmat. Secara keseluruhan, rasa dari ulat sagu ini ada manis, gurih, dan sedikit asin. Selain itu, coba buat saus cuka atau saus kacang untuk menambah kuat citarasa yang didapatkan.
3. Aunu Senebre

Kalau makanan khas Suku Asmat Papua ini jarang diketahui, baik dari namanya maupun bentuknya. Bahan utamanya dari ikan teri, parutan kelapa, dan daun talas beserta tangkainya. Sebenarnya, makanan ini pernah masuk nominasi masakan paling populer pada tahun 2017. Namun sayangnya masih kalah jauh dengan Papeda yang banyak diketahui hampir di seluruh Indonesia.
Dari bahan yang digunakan, anda bisa membayangkan bagaimana kenikmatan dari masakan Aunu Senebre. Cara membuatnya juga mudah, awalnya ikan teri dibersihkan terlebih dahulu, kemudian digoreng hingga kering. Potong tangkai daun talas tadi kecil-kecil beserta daunnya, kemudian rebus hingga matang. Setelah itu campur sema bahan, termasuk parutan kelapa yang telah disiapkan tadi.
Tambahkan sedikit garam atau sesuai selera, kemudian urap atau ratakan agar rasanya tidak menggumpal hanya di satu sisi. Langkah berikutnya adalah dengan mengukus semua bahan yang tercampur tadi dengan api sedang. Agar matang nya sempurna, setidaknya dibutuhkan waktu mengukus selama 30 menit. Setelah melewati waktu tersebut, artinya Aunu Senebre siap disajikan. Suku Asmat biasa menyantap makanan khas ini dengan Papeda. Akan tetapi jika tidak ada, anda bisa menggunakan singkong rebus yang sebelumnya direndam dengan air garam dan gula.
4. Sagu Lempeng

Dilihat dari namanya, anda pasti mengira bahwa makanan khas ini terbuat dari sagu dan berbentuk lempengan. Memang demikianlah adanya, aka tetapi ada bahan lain yang digunakan. Bahan yang dimaksud adalah parutan kelapa dan gula merah. Tidak harus menggunakan semua bahan, ada yang didapati dengan sagu dan gula merah, sagu dan parutan kelapa, atau juga menggunakan ketiga bahan tersebut.
Semua varian dapat dilihat ketika pertama kali anda melihatnya. Sebut saja sagu dan parutan kelapa dengan warna putih, sagu dan gula merah warnanya merah kehitaman, sedangkan untuk yang menggunakan ketiga bahan tersebut warnanya sedikit merah terang. Dari rasa juga ada perbedaan, namun dipastikan semuanya nikmat, apalagi ketika disantap dengan kopi atau teh hangat.
Selain bahannya mudah didapat, proses membuatnya juga mudah. Tepung sagu diayak terlebih dahulu untuk mendapatkan tekstur yang halus saja. Kemudian dicampurkan dengan bahan yang telah disebutkan tadi. Setelah menjadi adonan, kemudian dimasukkan kedalam cetakan dari tanah liat atau besi. Proses terakhir yaitu dengan memanggangnya hingga matang dan mendapat tekstur keras.
Bahan cetakan yang digunakan juga membuat tekstur dan tingkat kematangan yang berbeda. Jika menggunakan tanah liat, proses matang lebih sempurna meskipun membutuhkan sedikit waktu lama. Sedangkan cetakan dari besi memang lebih cepat, namun tingkat kematangan tidak sebaik ketika menggunakan tanah liat. Makanan khas Suku Asmat ini teksturnya sangat keras dan tahan lama, sehingga cocok dibawa pulang untuk oleh-oleh.
5. Ikan Bungkus

Ikan yang dibungkus, itulah sekilas dari makanan yang banyak di jumpai di Papua ini. Jika diteliti lebih mendalam, kuliner ini mirip dengan pepes. Akan tetap ada perbedaan dari rempah yang digunakan. Kalau di Suku Asmat menggunakan rempah khas daun salam, belimbing wulu atau tomat, lengkuas, dan batang serai. Sedangkan untuk bumbu halusnya terbuat dari campuran rempah kunyit, kemiri, bawang putih, cabai, dan bawang merah.
Cara membuatnya tidak jauh berbeda dengan pepes ikan, dimana harus dibungkus dengan dun pisang. Bumbu halus yang telah disebutkan tadi digunakan untuk melumuri ikan, dan bumbu lainnya diiris tipis-tipis. Semua dimasukkan menjadi satu dan dibungkus dengan daun pisang. Pembungkus yang digunakan terdiri dari dua lapis agar bumbunya tidak tumpah. Proses final yang harus dilakukan adalah mengukus hingga matang. Dari penggunaan daun salam dan rempah lainnya, kuliner ini berasa sangat nikmat karena bumbunya meresap sempurna.
Bagaimana dengan bahan utamanya berupa ikan? Jenis ikan yang digunakan bisa apa saja, namun sering dijumpai menggunakan ikan bandeng. Hal ini dikarenakan ikan air payau tersebut memiliki tekstur padat dan tidak hancur ketika dimasak. Supaya lebih nikmat, gunakan nasi hangat sebagai teman makan dari masakan ini.
Memang tidak banyak makanan khas Suku Asmat yang bisa ditemui, namun semua rasanya boleh diadu dengan masakan lainnya. Jika diperhatikan, sagu merupakan makanan pokok yang tidak bisa dilewatkan untuk membuat kuliner dari suku yang banyak di temui di Papua ini.