Pergi liburan ke Sangihe jelas akan memberikan banyak pengalaman yang menyenangkan. Apalagi dibutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk bisa mencapai pulau yang berada di sebelah utara Sulawesi. Wisatawan pasti ingin berlama-lama menikmati keindahan alam berupa bukit, hutan, dan juga pantai-pantai indah yang mempesona. Mumpung sedang berada di sana, tidak ada salahnya untuk mencicipi makanan khas kepulauan Sangihe yang dikenal karena kelezatannya. Beberapa jenis makanan tersebut juga hanya ada di Sangihe saja.
Bagi wisatawan yang penasaran dengan keunikan makanan khas dari Sangihe, kami telah merangkum daftar makanan yang wajib untuk dicoba. Selain kaya rasa, bahan dan namanya juga unik, semakin membuat penasaran wisatawan yang dating.
1. Sarabba
Kita mulai icip-icip makanan khas kepulauan Sangihe dengan sesuatu yang hangat. Perjalanan jauh menuju kota Tahuna pasti telah menguras tenaga. Sebelum kembali memulai perjalanan, coba dulu minuman khas kepulauan Sangihe yang sudah dikenal ampuh bisa memberikan manfaat baik bagi kesehatan. Namanya adalah Sarabba, yang merupakan racikan jahe yang dipadukan dengan beberapa jenis rempah-rempah yang siap mengembalikan stamina.
Sarabba terbuat dari sari jahe yang dicampur dengan santan, gula aren, merica, dan juga kuning telur ayam kampung. Perpaduan semua rempah menciptakan rasa yang hangat, harum, sedikit pedas, dan juga melegakan di tenggorokan. Sarabba sering dikonsumsi di saat musim hujan tiba. Wisatawan juga bisa mencicipi Sarabba di daerah Boulevard Tahuna yang berada di pesisir teluk Tahuna. Saat sore hari tiba, banyak wisatawan yang menikmati keindahan pesisir laut ditemani secangkir Sarabba yang hangat.
2. Karame
Jika Sarabba belum bisa memenuhi rasa penasaran Anda, cobalah Karame, yang juga olahan minuman tradisional yang terbuat dari jahe. Akan tetapi, Karame berbeda dengan Sarabba. Meskipun sama-sama menggunakan sari jahe sebagai bahan utamanya, Karame disajikan dengan cara yang unik dan berbeda. Biasanya sari jahe yang sudah direbus hangat dituang ke dalam batok kelapa muda yang masih hijau. Perpaduan air jahe dan kelapa muda menciptakan rasa yang unik.
Karame juga diberikan tambahan lain seperti tepung sagu dan gula merah sebagai pemanis alami. Hasilnya, wisatawan diajak untuk mencicipi sebuah minuman hangat yang cukup kental dengan kelapa muda sebagai menu utamanya. Karame jelas menjadi pilihan yang tepat bagi wisatawan yang kurang suka Sarabba karena rasa pedas dan tekstur kuning telur ayam yang kental.
3. Sambal Dabu
Orang Indonesia sudah terbiasa untuk mengkonsumsi makanan pedas. Bahkan saat makan pun terkadang masih ditambah dengan sambal ulek. Jika berada di Sangihe, wisatawan bisa mencicipi sambal khas Sangihe yang beberapa tahun belakang mulai populer di Indonesia. Sambal Dabu merupakan sambal khas Tahuna yang sering disajikan bersama dengan kuliner khas Sulawesi Utara yang lainnya. Perpaduan rasa pedas dan segar jelas bisa membuat segala jenis makanan terasa lebih istimewa.
Sambal Dabu sendiri terbuat dari irisan cabai yang dicampur dengan potongan bawang merah dan tomat. Bahkan sambal ini tidak diulek sama sekali, yang membuat Sambal Dabu berbeda dengan jenis sambal lain yang sering dikonsumsi orang Indonesia. Selain campuran cabai, bawang merah dan tomat, biasanya warga menambahkan perasan jeruk nipis dan disiram dengan minyak panas. Perpaduan semua bahan menciptakan rasa yang bisa membuat wisatawan ketagihan mencocol makanan ke Sambal Dabu.
4. Ongol-ongol
Ongol-ongol sendiri merupakan salah satu makanan khas kepulauan Sangihe yang terinspirasi dari kue-kue tradisional Indonesia. Bahkan beberapa daerah di Indonesia memiliki Ongol-ongol versi mereka sendiri. Jika di Jawa biasanya Ongol-ongol terbuat dari bahan dasar singkong, warga kepulauan Sangihe justru membuat Ongol-ongol dari tepung sagu. Biasanya adonan tepung sagu juga dicampur dengan kacang atau biji kenari yang akan memberikan aroma harum pada Ongol-ongol.
Sebagai salah satu kue tradisional yang masih banyak memiliki peminat hingga saat ini, Ongol-ongol merupakan kudapan istimewa di kepulauan Sangihe. Wisatawan bisa mendapatkannya di pasar tradisional dengan harga yang relatif murah, yakni hanya sekitar Rp 5.000,- per porsi. Ongol-ongol biasanya disajikan dengan parutan kelapa dan disiram dengan gula merah cair. Untuk menambah selera, Ongol-ongol biasanya juga ditaburi dengan bubuk kayu manis.
5. Sagu Porno
Dari sekian banyak jenis makanan khas kepuluan Sangihe, Sagu Porno merupakan jenis yang paling sering membuat wisatawan dari berbagai daerah terkejut pertama kali mendengarnya. Ya, pasalnya kue tradisional yang terbuat dari tepung sagu ini memiliki nama yang unik. Padahal tidak ada kaitan apapun dengan hal-hal yang memiliki unsur aneh. Bahkan tidak diketahui pula mengapa makanan ini diberi nama Sagu Porno.
Sekedar gambaran, Sagu Porno merupakan kue kering yang terbuat dari tepung sagu yang disangrai pada cetakan tanah liat. Tepung sagu pun berubah menjadi agak keras dan alot. Biasanya Sagu Porno disajikan dengan parutan kelapa dan bagian atasnya disiram dengan gula aren yang sudah dicairkan. Sagu Porno bisa dijadikan sebagai teman untuk minum kopi atau teh, atau bahkan Sarabba. Akan tetapi, beberapa warga masih mengkonsumsi Sagu Porno dengan cara lama, yakni menyajikannya dengan ikan bakar dan kuah asam. Jadi tambah penasaran, kan, dengan rasa Sagu Porno?
6. Mie Che
Makanan khas yang terakhir ini merupakan makanan non-halal, sehingga wisatawan muslim tidak boleh mengkonsumsinya. Mie Che adalah makanan warisan keturunan Tiongkok yang dulu sempat menetap di Sangihe sebelum melanjutkan perjalanan ke pulau-pulau lain di Indonesia. Mie kuah dengan tekstur mie keriting panjang disajikan dengan aneka potongan sayuran, daging babi, dan juga telur mata sapi. Mie Che terasa lebih nikmat disantap dengan potongan cabai dan kecap.
Daging babi rebus dan daging babi goreng memberikan tekstur yang lebih bervariasi pada Mie Che. Rasa kuah bening yang segar juga menjadi penyeimbang yang tepat. Uniknya, Mie Che masih dikelola oleh keturunan dari Ko Che yang mempopulerkan mie ini kepada masyarakat di kepulauan Sangihe. Harganya juga tidak terlalu mahal, hanya Rp 23.000,- untuk porsi kecil dan Rp 28.000,- untuk porsi besar. Wisatawan yang penasaran dengan kelezatan Mie Che bisa datang ke Sawang Bendar yang lokasinya sangat dengan dengan Boulevard Tahuna.
Itulah deretan makanan khas kepulauan Sangihe yang wajib untuk dicoba. Sebagai salah satu pulau terpencil yang sulit diakses menggunakan moda transportasi umum, Sangihe bisa memberikan kepuasan batin bagi wisatawan yang ingin mencari pengalaman yang unik dan berbeda. Untung saja ukuran pulau yang tidak terlalu besar membuat wisatawan bisa menjelajah seluruh bagian pulau utama dalam waktu singkat. Wisatawan juga bisa menemukan banyak warung makan enak yang menjajakan makanan enak di kepulauan Sangihe.