Menikmati makanan khas Pinrang akan membuka mata kita bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Setiap kita berkunjung dari satu provinsi ke provinsi lain, maka kita akan menemukan sajian kuliner yang membuat kita geleng-geleng kepala menikmati setiap gigitannya. Kita patut bersyukur karena kita berkesempatan mengenal dan mencoba aneka makanan khas dari daerah tertentu. Seperti ketika Anda mengunjungi tempat wisata di Pinrang, Sulawesi Selatan, maka Anda akan menemukan ragam kuliner yang membuat kita heran bahwa ternyata mereka memiliki suguhan khas yang memberi kita citarasa untuk dikenang.
Jadi saat Anda sedang berada di kabupaten Pinrang, pastikan Anda mencicipi sajian khas yang diolah oleh masyarakat setempat. Kabupaten ini memang dikenal memiliki wilayah dengan tempat wisata yang melimpah. Anda bisa menikmati berbagai lokawisata yang ramah untuk keluarga atau melancong menikmati keindahan alam yang mempesona. Ketika lelah, sempatkan untuk sejenak beristirahat sembari menikmati kuliner khas Pinrang yang menggugah selera. Lalu, ragam kuliner seperti apa yang bisa Anda nikmati ketika liburan di kabupaten ini?
1. Karasa

Karasa adalah camilan renyah khas Pinrang yang terbuat dari tepung beras. Di tempat asalnya, masyarakat setempat juga menyebutnya dengan nama Nennu Nennu. Berdasarkan penuturan masyarakat lokal, Karasa merupakan makanan khas Pinrang yang sarat akan sejarah yang romantis.
Kue dengan tekstur yang krispi dan rasa yang manis dan lembut di lidah sering menjadi salah satu hantaran milik mempelai pria yang akan diberikan kepada mempelai wanita. Kue Karasa pun menjadi sebuah simbol yang mengikat dalam ikatan cinta yang abadi. Harapannya, dengan memberi kue Karasa, sebuah pernikahan akan langgeng sepanjang masa.
Kue Karasa bisa Anda temukan dalam bungkusan plastik kecil yang berisi 4 atau 5 potongan kue. Selain rasa yang manis, Anda juga akan mencium aroma rempah-rempah yang membuatnya semakin menggoda indera perasa. Kue Karasa pun sering dibeli dan dijadikan oleh-oleh para wisatawan yang datang ke tempat wisata di Pinrang.
2. Cucure Te’ne

Cucure Te’ne juga dikenal dengan sebutan Beppa Cella, kue khas dengan rasa manis dan bentuk yang cukup unik. Bagi orang awam, mereka mungkin akan terasa jijik melihat makanan ini jika tidak tahu bagaimana rasa yang sesungguhnya. Oleh karena itu jangan tertipu dengan penampilannya yang tidak biasa, Cucure Te’ne justru akan membuat Anda selalu ingin mencicipinya lagi dan lagi.
Cucure Te’ne atau Beppa Cella merupakan kue cucur warisan dari suku Bugis yang mendominasi wilayah di Sulawesi Selatan. Cucure Te’ne terbuat dari gula merah yang dipanaskan hingga meleleh dan encer. Kemudian gula merah dicampur dengan adonan tepung beras dan tepung terigu dengan perbandingan khusus untuk menciptakan tekstur yang pas. Dimasak secara perlahan, cairan gula kemudian mengeras dan mudah untuk dibentuk menggunakan sendok dan ditaburi wijen.
Setelah merata, Cucure Te’ne digoreng pada minyak manas dan ditiriskan. Rasanya? Anda akan menikmati sajian dengan perpaduan rasa manis, gurih, renyah, dan rasa yang membekas pada ingatan.
3. Nasu Palekko

Jika Sumatera Barat dikenal dengan rendang, kabupaten Pinrang menjadi perwakilan dari Sulawesi Selatan yang memiliki makanan olahan daging dengan bumbu pedas dan penuh rempah. Nasu Palekko adalah olahan daging itik yang dicincang kecil lalu dimasak pada sebuah kuali besar dengan perpaduan rempah-rempah yang membuatnya kaya rasa.
Proses memasak dengan peralatan dan cara yang tradisional membuat rasa Nasu Palekko terjaga dari dulu hingga sekarang. Aroma dari kuali tanah membuat makanan khas Pinrang yang pedas ini memiliki ciri khas tersendiri.
Rasa pedas yang bertemu dengan sepiring nasi hangat akan mengembalikan energi yang hilang setelah mengelilingi tempat wisata di Pinrang. Jika tidak suka daging itik, Anda bisa memilih olahan yang sama namun dengan isian daging ayam. Masyarakat setempat melakukan penyesuaian mengingat tidak semua wisatawan suka daging itik sehingga mereka membuat olahan yang terbuat dari daging ayam.
4. Kue Barongko

Kue Barongko dikenal sebagai salah satu makanan legendaris dari Sulawesi Selatan. Pasalnya, ini adalah makanan pencuci mulut yang disukai oleh raja-raja Bugis dan juga bangsawan masa lalu. Kini, Kue Barongko juga hanya bisa kita temukan di acara-acara tertentu saja, seperti acara hajatan atau upacara tradisional suku Bugis. Rasa Kue Barongko yang enak dan isian pisang yang khas menjadikan makanan yang terbungkus daun pisang ini lestari hingga sekarang.
Kue Barongko adalah makanan tradisional yang terbuat dari pisang, santan, telur dan gula yang dibungkus dengan daun pisang lalu dikukus hingga matang. Dari aromanya saja, kita sudah bisa memprediksi bahwa Kue Barongko memiliki perpaduan rasa manis dan gurih. Pisang Raja atau Pisang Kepok yang menjadi isiannya akan lumer dimulut tanpa perlu mengunyahnya, membuat kue ini cocok dinikmati di sore hari bersama kopi atau teh hangat.
5. Kue Sikaporo

Satu lagi makanan khas Pinrang yang legendaris adalah Kue Sikaporo. Makanan khas ini memiliki perpaduan warna yang khas, kuning dan hijau. Pada dasarnya Kue Sikaporo terlihat seperti kue dua lapis dengan rasa manis dan tekstur yang sangat lembut. Masyarakat setempat menggunakan bahan seperti tepung beras, gula, telur, dan juga santan sebagai bahan utama.
Yang membedakan Kue Sikaporo dengan kue lapis atau kue tradisional lainnya adalah agar-agar yang digunakan sebagai bahan tambahan. Agar-agar membuat tekstur kue menjadi lebih kenyal dan padat.
Berbeda dengan zaman dahulu, dimana hanya kalangan bangsawan saja yang bisa menikmati Kue Sikaporo, kini Anda bisa menemukan Kue Sikaporo di pasar-pasar tradisional yang tersebar di kabupaten Pinrang. Biasanya Kue Sikaporo dijual per loyang, dimana setiap satu lingkar loyang akan dipotong kecil-kecil sehingga bisa dinikmati dengan cara langsung dilahap habis.
6. Buroncong

Di beberapa daerah di Indonesia, kita mengenal jajanan pasar ini dengan sebutan kue Pukis, kue Pancong, atau kue Rangin. Bahan yang digunakan untuk membuat kue-kue tersebut pun sama, yakni terbuat dari campuran tepung terigu yang dicampur dengan parutan kelapa. Namun ketika menikmati Buroncong di Pinrang, Anda akan menemukan sesuatu yang berbeda, yakni cerita unik dari masyarakat setempat.
Buroncong sering menjadi lelucon dan disebut sebagai ‘jajanan terberat’, yang merujuk pada cetakan kue yang digunakan untuk mengangkatnya dari pemanggangan terlihat menyerupai gancu.
Untuk bisa menikmati Buroncong, Anda bisa mencari penjual yang menjajakannya di pusat kota, seperti Taman Lansirang yang menjadi pusat wisata kuliner di kota Pinrang. Biasanya kue Buroncong dinikmati dengan taburan gula di atasnya, membuat rasanya semakin nikmat ketika disajikan selagi hangat.
Bagaimana, makanan khas Pinrang mana yang membuat Anda tidak sabar untuk menyantapnya?