Jelajahi makanan khas Pangkep yang terkenal enak dan wajib dicicipi, untuk memanjakan lidah Anda dengan cita rasa istimewa dari daerah ini.
Wisatawan yang datang ke kabupaten Pangkep biasanya tidak akan melewatkan kesempatan untuk mencicipi makanan tradisionalnya. Selain memiliki pesona alam yang indah, Pangkep juga menjanjikan pengalaman kuliner yang menggugah selera.
Wisatawan bisa mencicipi aneka olahan kue tradisional yang legit hingga mencoba olahan sop sapi dengan perpaduan kuah dan toping yang mantap. Oleh karena itu, saat mengunjungi tempat wisata di Pankgep, pastikan Anda mampir ke warung atau restoran yang menyajikan makanan khas Pangkep.
Bahkan di pinggir jalan utama, wisatawan bisa menemukan camilan enak yang bisa menjadi teman ngemil di perjalanan. Ragam sajian apa saja yang wajib dicoba ketika liburan di Pangkep?
1. Kue Dange
Kue Dange sudah ada sejak lama, bahkan berdasarkan cerita lama, Kue Dange menjadi kue khas Pangkep yang selalu ada di dalam tas para pemuda yang turut ikut gerakan pemberontakan pasca kemerdekaan Republik Indonesia. Mereka yang bersembunyi di hutan belantara membawa Kue Dange sebagai camilan.
Proses pembuatan yang singkat dan bahan baku yang sederhana membuat Kue Dange menjadi camilan yang cocok. Bahkan meski tidak menggunakan bahan pengawet, Kue Dange bisa tahan hingga 4 hari jika dibungkus daun kering.
Uniknya, meski lama disimpan rasa Kue Dange tidak berubah. Justru rasa manis dan legit kue ini tetap terasa meksi tekstur sudah tidak renyah lagi. Hingga saat ini, masyarakat masih menyukai Kue Dange yang sering dijadikan camilan saat acara hajatan.
Wisatawan yang ingin mencicipi kenikmatan Kue Dange bisa menemuinya di poros Jalan Segeri, Pangkep. Sebagai kampung kuliner, wisatawan bisa menikmati Kue Dange yang biasanya disajikan dengan kopi tubruk ala kampung.
2. Sop Saudara
Sop Saudara bukanlah sebuah merk produk dari restoran di Pangkep. Sop Saudara memiliki makna tersirat, yakni ‘Saya Orang Pangkep Saudara’, yang mengindikasikan bahwa kuliner ini bisa mempersatukan siapa saja yang menyantapnya.
Mengkonsumsi Sop Saudara terasa sempurna jika dimakan bersama-sama dengan keluarga. Apalagi Sop Saudara disajikan dengan topping yang cukup unik.
Meski Sop Saudara memiliki isian daging sapi, biasanya masyarakat Pangkep menyantapnya dengan tambahan topping lain seperti ikan bakar dan sambal kacang. Selain itu, kuah Sop Saudara juga biasanya dicampur dengan perkedel kentang yang akan segera hancur ketika tercampur dengan kuah yang panas.
Dan yang lebih menarik, kuah sop juga dicampur dengan susu murni sehingga memberikan rasa gurih pada kuah yang kental. Perpaduannya terasa sempurna karena disajikan dengan nasi panas, tidak seperti Coto Makassar yang disantap menggunakan ketupat.
Kombinasi bahan-bahan yang beraneka ragam tentu membuat wisatawan penasaran dan ingin mencobanya. Anda bisa menemukan Sop Saudara di berbagai restoran di pusat kota. Hanya dengan Rp 30.000,- saja, wisatawan bisa mencicipi makanan khas Pangkep yang nikmatnya tiada tara!
3. Cao
Ini bukanlah Es Cao atau Es Cincau yang menjadi minuman tradisional di Jawa. Cao adalah cairan yang terbuat dari fermentasi ikan kecil atau udang.
Menurut sejarahnya, Cao berasal dari pulau Salemo, sebuah pulau kecil yang tidak terlalu jauh dari daratan Sulawesi Selatan. Dahulu kala, penduduk pulau Salemo ingin menukar ikan dengan warga daratan.
Namun karena keterbatasan alat transportasi, penduduk pulau Salemo mencari cara agar ikan dan udang hasil tangkapan bisa tahan lama. Dan terciptalah Cao, fermentasi udang dan ikan yang telah disimpan di dalam botol selama 3 hari.
Cao biasanya dikonsumsi bersama dengan tape, yang merupakan hasil olahan fermentasi beras. Cao dan tape dicampur dalam satu wadah dan kemudian dimasak dengan bawang merah, parutan kelapa, dan biasanya dicampur dengan telur.
Seluruh bahan kemudian ditumis hingga masak dan kemudian dihidangkan pada sebuah mangkuk kecil. Cao biasanya disantap sebagai cocolan untuk timun atau pisang batu yang masih muda.
Wisatawan wajib mencicipi kuliner khas yang menawarkan rasa unik ini. Apalagi Cao dianggap sebagai salah satu makanan tradisional yang kian langka karena sudah sangat sedikit orang yang sering membuatnya.
4. Udang khas Pangkep
Udang merupakan bahan boga laut yang sering disajikan dengan cara digoreng, dibakar, atau dimasak dengan ikan lain. Namun masyarakat Pangkep memiliki cara tersendiri dalam mengolah udang. Udang jenis Vaname yang memiliki ukuran besar dibelah dan dibuang kulitnya untuk kemudian dibakar di bara api.
Proses pembakaran tidak terlalu lama agar daging udang tidak rusak. Selama dibakar, setiap sisi udang akan dilumuri dengan saus khas yang bumbunya dirahasiakan.
Setelah matang, udang disajikan berjejer rapi dengan topping sayuran dan jeruk nipis. Soal rasa, kita pasti akan terkejut dengan kombinasi pedas manis yang pas. Bumbu rahasia pun terserap sempurna ke dalam daging, membuat rasanya semakin menggugah selera.
Udang biasa dimakan langsung atau dijadikan lauk dengan olahan boga laut yang lain. Untuk mencicipinya, wisatawan bisa datang ke pesisir Labakkang yang dikenal sebagai pusat penjualan udang Vaname di kabupaten Pangkep. Harga udang Vaname pun cukup mahal, tergantung ukuran dan porsi yang dibeli.
5. Abon Ikan Bandeng
Selain udang, hasil tangkapan laut yang melimpah adalah ikan Bandeng. Masyarakat pun memiliki cara tersendiri untuk mengolah ikan Bandeng yang sangat melipah. Selain dijual dalam bentuk kering dan bandeng siap masak, keterampilan tangan-tangan perempuan Pangkep berhasil mengolah ikan Bandeng menjadi camilan yang lezat.
Abon Ikan Bandeng diproses dari ikan tangkapan nelayan yang dikenal memiliki daging yang besar. Semua duri dan kepala ikan dibuang dan daging bandeng dikukus hingga matang.
Setelah masak, daging ikan ditumbuk hingga berubah menjadi serabut halus. Masyarakat menggunakan bumbu rahasia yang terbuat dari rempah-rempah, lalu disangrai hingga seluruh bumbu tercampur rata. Proses memasak yang memakan waktu lama berbuah manis karena Abon Ikan Bandeng menawarkan rasa yang istimewa.
Selain dianggap sebagai salah satu kuliner khas, Abon Ikan Bandeng juga bisa dibawa pulang untuk oleh oleh keluarga di rumah. Abon Ikan ini biasanya dijual dalam kemasan berbagai ukuran dengan harga yang bervariasi.
6. Bandeng Tanpa Duri (Baduri)
Makanan terakhir adalah Baduri yang memiliki arti Bandeng Tanpa Duri. Ikan Bandeng yang melimpah biasa dijual ke wisatawan di pesisir pantai di tepi selat Makassar. Baduri telah diproses dan dimasak hingga matang.
Jika ingin mengolahnya, wisatawan hanya perlu menggoreng atau memasaknya dengan bumbu sesuai selera karena duri pada ikan sudah diambil. Baduri juga bisa tahan lama sehingga produk ini sering dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
Begitu banyak pilihan makanan khas Pangkep yang bisa dicicipi selama wisata kuliner bersama keluarga. Kami menyarankan wisatawan untuk berburu Cao yang diyakini sebagai makanan khas Pangkep yang mulai hilang ditelan jaman.