Selain bisa mengunjungi tempat wisata di Kolaka yang terkenal akan keindahan alamnya, wisatawan juga bisa mencoba beragam makanan khas yang unik dan rasa yang luar biasa.
Oleh karena itu, kesempatan untuk mencicipi ragam kuliner merupakan sesuatu yang wajib untuk dilaksanakan. Pasalnya, beberapa makanan khas Kolaka memiliki citarasa khas yang tidak bisa Anda temukan di daerah lainnya.
Makanan dari Kolaka pun bervariasi dan didominasi oleh resep tradisional yang diwariskan secara turun temurun. Salah satunya bahkan sempat dianggap sudah punah karena sudah jarang orang yang membuatnya. Seperti apa ragam kuliner khas Kolaka yang bisa kita coba?
1. Lemmang Bakar
Lemmang adalah salah satu resep melayu yang populer di pulau Sumatera. Bahkan Lemmang merupakan sajian yang wajib untuk disantap ketika bulan Ramadhan tiba.
Namun di Kolaka, Lemmang Bakar merupakan salah satu resep warisan makanan yang sempat dianggap punah karena sudah tidak ada lagi orang yang bisa membuatnya.
Lemmang Bakar pun berbeda dengan Lemmang khas pulau Sumatera yang juga warisan resep Melayu. Di Kolaka, Lemmang terbuat dari campuran pisang dan kelapa parut, bukan terbuat dari beras ketan seperti Lemmang-lemmang lain yang ada di beberapa daerah di nusantara.
Lemmang Bakar dibuat dari pisang dan kelapa parut, yang mana prosesnya harus dilakukan secara presisi agar tidak gagal ketika dibuat. Bahkan tidak semua orang bisa membuat Lemmang Bakar karena kompleksitas proses pembuatannya.
Meski hanya terbuat dari campuran pisang dan kelapa parut, proses pembuatannya dilakukan dalam waktu yang lama, setidaknya 2 jam untuk mencampur pisang tumbuk dan parutan kelapa hingga proses pembakaran dengan api kecil.
Uniknya, Lemmang Bakar ini disajikan dengan ‘pasangan’ khusus, yakni ikan teri kering tumis yang dimasak dengan rempah khusus.
Perpaduan rasa pisang yang manis, parutan kelapa yang gurih, dan juga tumis ikan teri kering yang asin menciptakan citarasa unik yang istimewa.
2. Sinonggi
Sinonggi adalah salah satu makanan khas yang berasal dari suku Tolaki, yang merupakan suku asli di kabupaten Kolaka. Pada jaman dulu, suku Tolaki mengkonsumsi Sinonggi sebagai makanan utama dan sering disantap secara beramai-ramai.
Bahkan prosesi tersebut memiliki nama khusus, yakni Mosonggi. Dengan kata lain, Sinonggi ialah makanan tradisional yang berhasil bertahan hingga saat ini.
Sinonggi sendiri terbuat dari sagu, yang dulunya merupakan makanan pokok Tolaki. Sejak Indonesia menjadi negara agraris dengan nasi sebagai makanan pokok, Sinonggi mulai ditinggalkan secara perlahan hingga kini jarang ditemui.
Untungnya terdapat beberapa warung tradisional yang masih menyajikan Sinonggi sebagai salah satu menunya. Sinonggi terbuat dari sagu yang dipadatkan dengan mencampurnya pada air panas. Setelah padat, lempengan sagu dipotong kecil-kecil seperti dadu lalu disiram dengan kuar air ikan atau sayur bening.
Biasanya juga dicampur dengan ikan asin goreng dan sambal tradisional khas suku Tolaki. Rasa sagu yang hambar segera berubah ketika disantap dengan potongan ikan asin dan kuah bening yang segar. Sambal khas Tolaki juga langsung membuat kita sadar betapa nikmatnya Sinonggi ini.
3. Kasoami
Kasoami, Soami, atau Kasuami, begitulah masyarakat setempat menyebut makanan tradisional ini. Kasoami adalah makanan khas Kolaka yang terbuat dari ubi atau singkong. Jenis ubi yang digunakan oleh masyarakat pun berbeda dari ubi yang sering ditemui di Jawa, Sumatera, atau Kalimantan.
Ubi di Kolaka memiliki kandungan racun, yang mana harus diolah melalui proses khusus untuk menghilangkan racun sehingga hasilnya bisa dikonsumsi secara aman. Kasoami juga merupakan makanan pokok masyarakat jaman dulu ketika beras masih langka di wilayah Sulawesi Tenggara.
Proses pengolahan Kasoami dimulai dengan menjemur ubi hingga kering, lalu diparut menjadi serbuk atau potongan kecil. Masyarakat Kolaka juga menggunakan saringan khusus dari anyaman bambu untuk memisahkan parutan ubi kasar dan halus.
Selanjutnya parutan ubi dimasukkan pada cetakan berbentuk tumpeng kecil dari anyaman daun, lalu direbus hingga matang. Hasilnya, Kasoami terlihat seperti sebuah tumpeng kecil berwarna putih. Kasoami biasanya disantap dengan sayur-mayur, sambal, atau ikan goreng.
4. Kabuto
Satu lagi makanan dari Kolaka yang merupakan kuliner tradisional masa lampau. Kabuto ialah makanan suku Muna, yang tinggal di pesisir Sulawesi Tenggara.
Pada jaman dahulu kala ketika masa paceklik tiba, masyarakat setempat mengolah ketela pohon sebagai bahan pokok makanan. Hal itu dilakukan karena tanaman padi sulit tumbuh di wilayah pesisir.
Kabuto pun menjadi makanan pokok yang dikonsumsi dengan ikan asin goreng atau parutan kelapa. Proses pembuatan Kabuto pun cukup unik karena ketela pohon harus dikeringkan terlebih dahulu. Bahkan beberapa diantaranya dibiarkan hingga sedikit berjamur.
Kabuto mirip dengan Gathot, makanan khas dari Jawa Tengah dan Yogyakarta. Namun jika Gathot dikonsumsi dengan campuran gula merah, Kabuto justru diberi bumbu asin. Rasanya terasa nikmat, gurih, dan mengenyangkan.
Jika berkunjung di wilayah pesisir, Anda berkesempatan untuk mencicipi Kabuto yang dijual di warung-warung pinggir pantai. Biasanya satu porsi kecil Kabuto dijual dengan harga Rp 5.000,- dan Anda bebas memilih lauk pauk yang tersedia.
5. Sate Gogos Pokea
Sate Gogos Pokea berasal dari Pohara, salah satu kecamatan di Kolaka yang terkenal karena kerang laut yang melimpah. Sama dengan wilayah pesisir lain, makanan khas di wilayah pesisir berasal dari tangkapan hasil laut.
Pokea atau kerang banyak dikonsumsi warga pesisir dan akhirnya juga disukai oleh para pendatang, termasuk wisatawan.
Jadi saat berkunjung ke tempat wisata pantai di Kolaka, wisatawan bisa melihat banyak penjual Sate Gogos Pokea. Satu porsi Sate Gogos Pokea biasanya dijual mulai dari Rp 15.000,- untuk 10 tusuk sate.
Soal rasa, Sate Gogos Pokea memiliki rasa pedas yang dominan berkat bumbu ‘apa-apa’. Apa-apa adalah nama sambal lokal yang sering digunakan sebagai bumbu Sate Gogos Pokea, biasanya berwarna merah kecoklatan dengan tekstur yang sangat kental.
Berbeda dengan sate khas Jawa yang menggunakan bumbu kacang atau sate khas Sumatera yang disiram dengan bumbu gulai, Sate Gogos Pokea menggunakan bumbu apa-apa yang merupakan cabai merah yang sudah dihaluskan bersama rempah lain seperti lengkuas, kunyit, ketumbar, dan juga garam.
6. Jus Patikala
Setelah menyantap aneka makanan, lengkap rasanya jika ditutup dengan minuman herbal segar yang menyehatkan. Patikala atau Pacikala merupakan salah satu buah yang langka, namun cukup melimpah di kabupaten Kolaka.
Buah Patikala biasanya diolah dengan cara diblender dan menjadi jus segar dengan rasa kecut dan asam yang cukup dominan.
Rasanya mungkin agak asing, terutama bagi wisatawan yang belum pernah mencobanya. Selain rasanya, Just Patikala juga dianggap mampu menurunkan koleksterol dan dianggap sebagai minuman herbal kesehatan.
Demikian ulasan tentang minuman dan makanan khas Kolaka yang akan mewarnai perjalanan liburan dan petualangan rasa Anda di provinsi Sulawesi Utara.