Hutan Beji Antaboga di Banyuwangi, Jawa Timur, adalah destinasi wisata religi unik yang merepresentasikan kerukunan beragama.
Indonesia, dengan keanekaragaman suku, bahasa, dan agama, memiliki tempat unik di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang mencerminkan keragaman ini.
Beji Antaboga, terletak di Kalisepanjang, Hutan BKPH, Kecamatan Glenmore, adalah hutan seluas 3 hektare di lereng Gunung Raung yang berisi rumah ibadah untuk enam agama resmi Indonesia: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Konghucu, dan Buddha. Rumah-rumah ibadah ini dibangun secara harmonis dengan lingkungan alam sekitar.
Hutan ini, yang ditumbuhi oleh pohon pinus dan memiliki udara yang sejuk, menjadi tujuan populer di Banyuwangi bagi wisatawan yang mencari ketenangan spiritual.
Di hutan ini, terdapat sebuah area yang mirip dengan pura Tirta Empul di Gianyar, Bali, yang menjadi tempat ibadah umat Hindu, lengkap dengan guci yang mengalirkan air dan patung-patung dewa.
Selain itu, tidak jauh dari sana, terdapat patung Budha, Bunda Maria, dan Yesus Kristus untuk peribadatan, serta sebuah mushola berukuran kecil namun kokoh yang berdiri di tengah hutan Beji Antaboga.
Asal Penamaan Beji Antaboga
Nama “Beji Antaboga” berasal dari Ananthaboga, yang dalam kepercayaan Hindu merupakan salah satu dari Sang Hyang Naga Tiga, merupakan simbol dari bumi.
Bagi mereka yang tertarik untuk mengunjungi tempat ini, tidak ada biaya masuk yang diperlukan. Namun, di dekat masing-masing tempat ibadah tersedia kotak amal untuk mereka yang ingin memberikan sumbangan.
Diyakini Menjadi Petilasan Resi Markandeya
Antaboga dipercaya sebagai lokasi petilasan Resi Markandeya, seorang tokoh penting dalam penyebaran agama Hindu di Bali.
Menurut Gimin, terdapat sebuah candi yang bernama Gumuk Payung di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, yang memperkuat keyakinan bahwa Antaboga adalah tempat penting bagi umat Hindu.
Nama “Anta” atau “Ananta” berarti tidak pernah habis, sedangkan “Boga” berarti sumber makanan, yang menggambarkan mata air di Antaboga yang tidak pernah surut.
Terdapat banyak mata air di Antaboga, namun tiga di antaranya dianggap keramat, yaitu sumber Dewi Gangga, sumber Bedawang Nale, dan sumber Dewi Uma.
Berdasarkan saran dari umat Hindu Bali, Antaboga kemudian dijadikan tempat suci, awalnya hanya untuk Hindu. Namun, seiring waktu, simbol dan bangunan ibadah untuk agama lain pun dibangun.
Antaboga dianggap sebagai simbol dari Pancasila dan kerukunan antar umat beragama, menawarkan tempat bagi berbagai kegiatan keagamaan.
Keunikan Wisata Beji Antaboga
1. Pura Beji Ananthaboga
Pura ini memiliki karakteristik unik dengan 15 mata airnya, dikenal sebagai Pancur Sewu atau seribu pancuran. Dari mata air tersebut, tujuh berada di sebelah barat hutan di sekitar pura.
Salah satu atraksi utama pura ini adalah Tirta Mumbul, sebuah fenomena air yang meluap, memberikan nilai sakral pada tempat ini. Kompleks pura ini, selain sebagai tempat ibadah Hindu, juga memiliki beberapa struktur menarik.
Di antaranya adalah Padmasana Nandini dan Pelinggih Siwa Buddha yang menampilkan patung Buddha berukuran besar. Wilayah petirtaan mencakup Gumuk Bedawang Nala, Pelinggih Dewi Gangga, dan Campuhan Tiga.
Selain itu, terdapat juga struktur Buddha lainnya seperti Pelinggihan Wisnu, Gumuk Lingga Yoni, dan Pelinggihan Brahma, yang semuanya menambah kekayaan arsitektur dan keagamaan pura ini.
2. Masjid dengan Pancuran Air
Tempat wisata ini menunjukkan kerukunan antar umat beragama dengan jelas, yang dibuktikan dengan adanya surau dekat dengan pura dan altar. Meskipun surau ini tidak terlalu besar, namun bangunannya terlihat sangat baik.
Surau ini terletak di bawah petirtaan Dewi Kwan Im dan Dewi Gangga. Lebih dari sekadar tempat wisata, masjid ini telah dilengkapi dengan fasilitas untuk sholat bagi pria dan wanita. Selain itu, tersedia beberapa Al Quran dari wakaf yang dapat digunakan oleh umat Muslim.
Berdekatan dengan surau, ada pancuran yang dimanfaatkan untuk berwudhu. Suasana yang menenangkan di area Antaboga Banyuwangi, Jawa Timur ini mencerminkan simbol toleransi antar umat beragama.
3. Altar Dewi Kwan Im
Di Antaboga Banyuwangi, terdapat altar peribadatan Konghucu dan Buddha yang didedikasikan untuk Dewi Kwan Im. Awalnya, altar ini terletak dekat dengan pohon beringin besar.
Namun, mengikuti tata cara ibadah agama Buddha, altar ini kemudian direlokasi. Proses relokasi ini memakan waktu cukup lama hingga akhirnya altar bisa dibuka kembali untuk umum.
Saat ini, altar Dewi Kwan Im telah ditempatkan di lokasi yang lebih tepat di salah satu petirtaan Beji Antaboga Banyuwangi, dan terbuka untuk dikunjungi oleh siapa saja.
4. Patung Bunda Maria dan Yesus
Di wisata religi Beji Antaboga, ada lokasi beribadah untuk umat Katolik, berdekatan dengan Padmasana Nandini. Tempat ibadah ini terdiri dari bukit dengan patung Yesus dan Maria, serta area khusus yang menampilkan Maria memangku Yesus setelah penyaliban, sebuah tempat yang dianggap sakral oleh umat Katolik.
Tempat ibadah ini baru selesai dibangun tanggal 4 Juni 2016 dan telah melalui pemberkatan yang dihadiri oleh umat Katolik dan Hindu.
Saat ini, umat Katolik menggunakan lokasi ini untuk merayakan Misa Natal, menandai pentingnya tempat ini dalam praktik keagamaan mereka di Antaboga.
5. Hutan Pinus yang Asri
Tempat ini menawarkan lebih dari sekadar rumah ibadah yang menarik; hutan pinusnya yang lebat juga menjadi daya tarik utama, memberikan suasana yang sejuk dan udara yang segar.
Keberadaan banyak mata air yang jernih di lokasi ini menjadikannya tempat yang ideal untuk bersantai sambil menikmati keindahan alam.
Pengunjung yang tidak membawa bekal makanan tidak perlu khawatir, karena banyak warga sekitar yang telah membuka warung makan. Di sini, mereka menawarkan aneka makanan yang terbuat dari bahan-bahan lokal dengan harga yang terjangkau.
6. Ada Aturan untuk Saling Menghormati
Sebelum berkunjung ke hutan Antaboga, penting bagi setiap pengunjung untuk memahami dan mengikuti peraturan yang berlaku di sana. Salah satu aspek penting dari peraturan ini adalah pentingnya menghormati satu sama lain, terlepas dari perbedaan kepercayaan agama.
Kunjungan ke hutan ini sering dijadikan kesempatan untuk refleksi diri, mendorong rasa saling menghormati antar umat beragama.
Banyak pengunjung mendapatkan pelajaran berharga tentang pentingnya toleransi keagamaan dari pengalaman mereka di hutan Antaboga.
Lokasi dan Tiket Masuk Wisata Beji Antaboga
Berada di lereng Gunung Raung, tepatnya di Dusun Selorejo, Desa Kaligondo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, Beji Antaboga adalah hutan hijau yang menggabungkan enam tempat ibadah dari agama resmi Indonesia.
Lokasinya berada sekitar dua jam perjalanan dari pusat Kota Banyuwangi, masuk dalam kawasan pengelolaan KPH Banyuwangi Barat.
Pengunjung disarankan tidak menggunakan mobil sedan, karena satu kilometer sebelum mencapai Beji Antaboga, terdapat jalanan makadam berbatuan milik Perhutani.
Keunikannya juga terlihat dari tiket masuk. Alih-alih menetapkan tarif tetap, tempat ini menyediakan kotak amal di setiap tempat ibadah, memungkinkan pengunjung untuk berdonasi secara sukarela.
Apakah Anda tertarik untuk mengunjungi wisata hutan toleransi yang menarik ini di Banyuwangi? Terletak di tengah pepohonan pinus yang asri, Hutan Beji Antaboga menawarkan pengalaman wisata religi yang tenang dan menyegarkan, menjadikannya ideal untuk refleksi dan kontemplasi.