Tempat pengambilan gambar serial “Gadis Kretek” menarik banyak perhatian karena berhasil menghidupkan suasana tahun 1960-an. Lokasi utama pengambilan gambar adalah bekas Rumah Dinas Residen Kedu di Magelang.
Dalam serial tersebut, lokasi ini digunakan sebagai rumah keluarga Idroes Moeria (diperankan oleh Rukman Rosadi), yang merupakan ayah dari karakter Dasiyah alias Jeng Yah (diperankan oleh Dian Sastrowardoyo).
Rumah dinas yang sekarang telah menjadi situs cagar budaya ini memiliki kisah historis yang menarik. Inilah penjelasan lebih lanjutnya!
Mengenal Karesidenan Kedu
Dalam buku ‘Jejak Magelang dalam Kartu Pos Era Hindia Belanda’, tercatat bahwa Karesidenan Kedu didirikan tanggal 24 Maret 1817, dipimpin oleh seorang residen.
Magelang ditetapkan sebagai ibu kota Karesidenan Kedu pada tahun 1818, yang meliputi Kabupaten Magelang dan Kabupaten Temanggung.
Mulai saat tersebut, Magelang mengemban fungsi dual, yakni sebagai inti karesidenan serta kabupaten. Sebelum perubahan ini, kedua kabupaten tersebut berada di bawah administrasi Karesidenan Pekalongan.
Uniknya, Karesidenan Kedu menjadi wilayah eksklusif di Jawa yang tidak memiliki akses langsung ke pantai, mengingat posisinya yang berada di pusat Pulau Jawa.
Sejarah Unik Rumah Dinas Residen Kedu
Mengenai Rumah Dinas Residen Kedu, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah menyebutkan bahwa awalnya kompleks Karesidenan Kedu merupakan markas militer dengan struktur bambu yang dilengkapi dengan tangki air sebagai langkah pencegahan kebakaran.
Kompleks ini juga memiliki lonceng yang digunakan untuk menandai waktu malam. Setelah penetapan Magelang sebagai ibu kota Karesidenan Kedu, kompleks ini diubah fungsi menjadi pusat administratif pemerintahan.
Hal ini mencakup kantor karesidenan dan kediaman resmi Residen Kedu, yang desainnya dikembangkan oleh J.C. Schule.
Rumah dinas ini, dibangun oleh warga lokal, mengadopsi gaya Indische Empire Style, khas era kolonial Hindia-Belanda.
Rumah ini berbentuk limas dengan ventilasi besar, cocok untuk iklim tropis, dan memiliki beranda di depan dan belakang. Pintu rumahnya berlapis, dengan jalusi dan pintu ayun.
Eksteriornya dihiasi halaman luas dan pohon-pohon tropis, serta jendela besar dengan kanopi untuk perlindungan dari hujan.
Bangunan ini berorientasi menghadap ke barat, menyajikan pemandangan menakjubkan Gunung Sumbing, Perbukitan Giyanti, Sungai Progo, dan area persawahan. Saat ini, terletak di Jalan Diponegoro No. 1, gedung ini beroperasi sebagai Museum Perang Diponegoro.
Bangunan ini menjadi saksi historis, termasuk penangkapan Pangeran Diponegoro pada 1830, sebuah momen yang diabadikan dalam lukisan Raden Saleh dan Pieneman, ‘Penangkapan Pangeran Diponegoro’.
Fakta Menarik Rumah Dinas Residen Kedu
Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang bekas Rumah Residen Kedu yang kami rangkum:
1. Lokasinya di Kota Magelang
Berlokasi di Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 1, Kota Magelang, tempat ini terpilih sebagai lokasi utama terkait dengan penetapan Magelang sebagai ibu kota Karesidenan Kedu pada tahun 1817, berdasarkan informasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Keputusan ini memicu pembangunan kompleks kantor Karesidenan Kedu dan Rumah Dinas Residen di lokasi yang sama.
2. Usia Bangunan 210 Tahun
Berdasarkan tulisan Alamsyah dalam Jurnal Identifikasi Bangunan Cagar Budaya Di Jawa Tengah (Studi Eks Rumah Dinas Residen), bangunan bersejarah ini dibangun antara tahun 1813-1921 selama era kolonial Belanda, menjadikannya berusia sekitar 210 tahun.
Walaupun telah mengalami renovasi, arsitektur asli bangunan ini masih terjaga dengan baik. Bangunan ini dirancang oleh arsitek ternama Belanda, J.C Schulze.
3. Desain Bergaya Indis
Arsitekturnya menggabungkan gaya Indis, yang merupakan perpaduan antara gaya empire style Eropa dan elemen lokal. Ciri khas lokal tampak pada atap limasan bangunan ini.
Struktur bangunan ini dilengkapi dengan sejumlah besar jendela dan ventilasi yang luas, ideal untuk kondisi iklim tropis. Bangunan ini juga menampilkan teras di bagian depan dan belakang, serta halaman yang lapang.
Menghadap ke barat, rumah dinas ini menawarkan pemandangan Gunung Sumbing, Perbukitan Giyanti, Sungai Progo, dan area persawahan, mencerminkan preferensi Belanda terhadap pemandangan alam.
4. Tempat Ditangkapnya Diponegoro
Kompleks bekas Kantor Karisidenan Kedu, termasuk Rumah Dinas Residen Kedu, merupakan saksi sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, terutama selama Perang Diponegoro (1825-1830).
Berdasarkan informasi dari situs Kemdikbud, salah satu struktur dalam kompleks ini bersejarah karena menjadi lokasi negosiasi dan penangkapan Pangeran Diponegoro oleh pihak Belanda.
5. Cagar Budaya dan Museum
Kini, bekas Rumah Dinas Residen Kedu dan kompleksnya telah dijadikan cagar budaya. Sebagai bagian dari sejarah ini, Museum Diponegoro dibuka di salah satu bangunan di kompleks tersebut.
Museum ini, seperti dilaporkan oleh Visit Jateng, menyimpan berbagai artefak yang terkait dengan Pangeran Diponegoro, termasuk kursi dengan bekas cakaran yang dikatakan sebagai simbol kemarahannya terhadap Belanda, jubahnya, kendi, meja, cangkir, dan barang pribadi lainnya.
Di kompleks yang sama, terdapat juga Museum Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang menempati gedung pertama BPK setelah kemerdekaan Indonesia.
Menurut informasi dari situs Museum Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, museum ini diresmikan pada tanggal 4 Desember 1997.
Awalnya memiliki luas 163,80 meter persegi dan sekarang telah berkembang menjadi 3.880 meter persegi. Museum BPK terbagi menjadi 14 ruangan dengan berbagai tema.
Kesimpulannya, bekas Rumah Dinas Residen Kedu di Magelang tidak hanya merupakan lokasi syuting serial “Gadis Kretek” tetapi juga menyimpan nilai historis yang penting.